Tim Pembinaan Mental Korem 132/Tadulako dibantu Komunitas Sejarah, Budaya dan Cerita Sulawesi, Kamis (10/11/2022) pukul 10.00 WITA membersihkan sejumlah Guma pusaka yang menjadi koleksi Museum Senjata Tradisional Guma Palu. Museum Senjata Tradisional ini di bawah pengelolaan Korem 132/Tadulako.

Serka I Wayan Sukaya memimpin Tim Bintal Korem 132/Tadulako memang telah menjadwalkan secara rutin pemeliharaan benda-benda pusaka yang menjadi koleksi ini. Mereka dibantu Hendra Busilembah dari KSBCS.

Tim Bintal Korem 132/Tadulako dan KSBCS. (Foto dari I Wayan Sukayasa untuk jafarbuaisme.com)

“Ini bertepatan dengan satu tahun berdirinya Museum Senjata Tradisional Guma yang pengelolaannya di bawah Korem 132/Tadulako,” sebut Hendra.

Tata Cara Pembersihan
Untuk pembersihan koleksi senjata tradisional yang disimpan di Museum Guma, itu tak boleh dilakukan sembarangan.

Ada tata cara atau tertib laku yang harus dilakukan.

Hendra Busilembah yang memang selama ini selalu diminta bantuan untuk membersihkan pusaka memaparkan tata caranya.

“Yang pertama kita siapkan itu adalah sambulu gana. Itu isinya, buah pinang, kapur sirih atau toila, gambir atau tagambe, daun sirih, buah sirih dan tembakau. Itu ditaruh di dulang adat,” tuturnya.

Sementara, untuk pembersihannya disiapkan jeruk dan lap kering.

Sebelum pembersihan pusaka, mereka yang terlibat yakni Tim Bintal Korem 132/Tadulako yang dipimpin Serka I Wayan Sukayasa dan anggotanya dengan Hendra Busilemba dari KSBCS menggelar libu atau pertemuan kecil.

Proses pembersihan Guma. (Foto I Wayan Sukayasa untuk jafarbuaisme.com)

“Dalam bahasa Kaili Ledo disebut molibu paka voe ase, maliuntinuvu ala kita mako’o vuku eva ase, eva baja – kita berkumpul untuk membersihkan besi (pusaka), bersama-sama, agar kita menjadi kuat seperti besi, seperti baja,” ungkap Hendra.

Barulah setelah itu jeruk yang sudah disiapkan diiris. Selama diiris, tempat tangkai jeruk tetap berada di atas. Tidak boleh dibalik.

Sementara itu, kemenyan dibakar agar wangi di dalam ruangan pembersihan. Kemudian jeruk yang sudah diiris tadi diperas dan dioles-oles di bilah guma atau pusaka yang dibersihkan.

“Selama pembersihan itu, semuanya dilarang untuk bicara atau membincangkan hal-hal di luar aktifitas pembersihan pusaka ini,” sebut Hendra.

Setelah proses pembersihan selesai, mereka kemudian duduk berbincang-bincang sebagai tanda selesainya prosesi paka voe ase dan kemudian merokok bersama.

Serka I Wayan Sukayasa pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas bantuan KSBCS dalam pembersihan pusaka.

“Museum ini diserahkan pada kami untuk bertanggungjawab atas kebersihan lingkungan dan koleksinya. Olehnya kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Pak Hendra Busilembah dari KSBCS, sebab ternyata membersihkan pusaka ini tidak boleh sembarangan,” aku Sukayasa.

Untuk diketahui, Museum Senjata Tradisional Guma Korem 132/Tadulako ini diresmikan pada 10 November 2021. Pembangunannya digagas oleh Mayjen TNI Farid Makruf, MA, Panglima Kodam V/Brawijaya semasa menjadi Danrem 132/Tadulako.

Guma Raksasa. (Foto: jafarbuaisme.com)

Bersama jajaran dan Tim Ekspedisi Tadulako, Farid saat itu berpikir bahwa Guma yang merupakan warisan budaya belumlah terlalu dikenal, baik di tingkat nasional maupun internasional. Olehnya, ia kemudian menggandeng seluruh jajaran Korem, akademisi, kurator museum, pencinta senjata tradisional, dan pemerintah budaya untuk mewujudkan harapannya membangun Museum Guma ini.

Di depan Museum ini, sebuah guma raksasa sepanjang 7,7 meter juga dipajang. Saat itu, Farid berharap itu menjadi ikon baru wisata di Kota Palu, Sulawesi Tengah. ***

Baca berita-berita terbaru jafarbuaisme.com di Google News.