Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah patut diacungi jempol. Gerak cepat Gubernur Longki Djanggola bersama Dinas Kesehatan juga 13 Pemerintah Kabupaten dan Kota sejak awal pandemi Covid-19 harus diapresiasi. Simak saja, sejak awal Sulteng sudah memperketat perbatasan wilayahnya, pembatasan warga negara atau tenaga kerja asing serta penyiapan gedung pendukung layanan medis sudah diantisipasi. Pemerintah pun sudah menyiapkan Balai Pelatihan Kesehatan sebagai ‘hotel transit’ bagi petugas medis yang bertugas menangani Covid-19.
Kamis (30/4/2020) bahkan selangkah lebih maju lagi. Swab test atau uji usap tenggorok untuk mendeteksi infeksi Covid-19, akhirnya bisa dilakukan sendiri di Laboratorium Kesehatan Pemprov Sulawesi Tengah. Adanya fasilitas ini membuat deteksi kasus positif Covid-19 akan lebih cepat dengan tingkat keakuratan sampai 100 persen.
Gubernur Longki Djanggola yang meninjau kesiapan Labkes ini Kamis (30/4/2020) siang mengatakan pengoperasian Lab untuk pemeriksaan sampel uji usap tenggorok sudah bisa dilaksanakan Senin (3/5/2020).
Sesuai penjelasan Kadis Kesehatan Sulteng, Reny A. Lamadjido dalam sehari Labkes akan mampu memeriksa sampai 27 sampel atau setara dengan 2 siklus yang mana 1 siklus sendiri butuh waktu 5 jam.
“Lab ini juga mampu menyimpan hingga 1000 sampel swab sehingga tidak tertutup kemungkinan kita bisa menerima sampel dari provinsi tetangga seperti Gorontalo dan Sulbar, ungkap Gubernur Longki.
Namun, menurutnya, prioritas Labkes tersebut tetaplah masyarakat Sulteng.
“Bila nanti ada arahan Pemerintah Pusat dalam hal ini Litbang Kementerian Kesehatan, barulah Sulteng memback-up daerah lain,” imbuh dia.
Untuk diketahui, Lab serupa berasa di Jakarta dan Makassar. Selama ini test usap tenggorok di Sulteng dikirim ke kedua Lab itu untuk dianalisa. Selain memakan waktu juga biaya.
Dengan kemampuan Labkes ini, maka Sulteng menjadi provinsi kedua di Sulawesi yang mampu menguji sampel test usap tenggorok dengan metode polymerase chain reaction (PCR) sesuai standard operational procedure surveillance protokol Covid-19.
Tentang kemungkinan melonjaknya pasien positif Covie-19, Gubernur Longki menyatakan bahwa Pemerintah sejak jauh hari telah mempersiapkan skenario antisipasi.
Seperti misalnya menyiagakan gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan asrama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk merawat pasien, serta asrama Bapelkes untuk transit tenaga medis yang merawat pasien.
Terkait prediksi pakar epidemiologi yang menyatakan pada puncak wabah Mei nanti, jumlah terjangkit Sulteng mencapai 80 kasus positif, Longki meminta agar masyarakat supaya lebih disiplin menaati imbauan pemerintah.
“Alhamdulillah tingkat kematian kita rendah dari sekian kasus, itulah ukurannya sehingga kurva kita masih dianggap landai. Saya mau dukungan masyarakat supaya proaktif membantu pemerintah,” pungkasnya berharap. ***