Sejumlah kota di Bangladesh dilanda kerusuhan dan aksi protes menyusul meninggalnya pemimpin pemuda sekaligus tokoh mahasiswa, Sharif Osman Hadi, di sebuah rumah sakit di Singapura, Kamis malam (18/12/2025). Situasi ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya instabilitas menjelang pemilihan nasional yang dijadwalkan Februari mendatang.

Sharif Osman Hadi, juru bicara platform politik Inquilab Mancha dan kandidat pemilu nasional, sebelumnya ditembak di bagian kepala oleh penyerang bertopeng saat meluncurkan kampanye pemilu di Dhaka, Jumat (12/12/2025). Setelah sempat dirawat di rumah sakit setempat, Hadi diterbangkan ke Singapura untuk mendapatkan perawatan lanjutan, namun meninggal dunia setelah enam hari menjalani perawatan dengan alat bantu pernapasan.

Di ibu kota Dhaka, rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan massa merusak kantor dua surat kabar terbesar di negara itu, Prothom Alo dan Daily Star. Aksi demonstrasi diwarnai teriakan slogan yang menyebut nama Hadi, dengan para pengunjuk rasa menuntut keadilan dan pertanggungjawaban atas serangan yang menewaskannya.

BACA INI JUGA:  Singapura Hadapi Gelombang Baru Covid-19

Sejumlah wilayah dilaporkan masih berada dalam kondisi tegang hingga larut malam. Aparat keamanan mengerahkan tambahan personel kepolisian dan pasukan paramiliter untuk mencegah meluasnya kekerasan. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi, sementara dinas pemadam kebakaran menyatakan api di gedung Daily Star telah berhasil dipadamkan.

Bangladesh saat ini berada di bawah pemerintahan sementara yang dipimpin peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus sejak Agustus 2024, setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri ke India menyusul gelombang pemberontakan yang dipimpin mahasiswa. Pemilihan nasional dijadwalkan berlangsung pada 12 Februari2025 mendatang.

BACA INI JUGA:  Desertir TNI Danis Murib Tewas Ditembak karena Bergabung ke OPM

Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Yunus menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Hadi.

“Kepergiannya merupakan kehilangan yang tak tergantikan bagi politik dan demokrasi bangsa,” ujar Yunus.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menahan diri, seraya menegaskan komitmen pemerintah sementara untuk melakukan penyelidikan secara transparan dan membawa seluruh pihak yang bertanggung jawab ke hadapan hukum. Yunus juga memperingatkan bahwa aksi kekerasan hanya akan merusak upaya menuju pemilu yang kredibel dan damai.

BACA INI JUGA:  Sinergi TNI, Polri, Toga dan Tomas Percepat Redanya Kericuhan Pasar Inpres Manonda

Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah menetapkan hari Sabtu sebagai hari berkabung nasional. Bendera nasional dikibarkan setengah tiang dan doa bersama direncanakan digelar di berbagai wilayah.

Kerusuhan juga dilaporkan terjadi di sejumlah kota lain, termasuk kota pelabuhan Chittagong. Situasi ini menyusul gelombang protes anti-India yang terjadi awal pekan ini, di tengah memburuknya hubungan Bangladesh–India sejak Sheikh Hasina melarikan diri ke New Delhi.

Pada Rabu (17/12/2025), ratusan demonstran yang tergabung dalam kelompok **“July Oikya” (Persatuan Juli)** berunjuk rasa menuju Komisi Tinggi India di Dhaka sambil meneriakkan slogan-slogan anti-India dan menuntut pemulangan Sheikh Hasina ke Bangladesh. ***