Basri alias Bagong, 45 tahun, meminta sisa-sisa daftar pencairan orang teroris Poso untuk segera turun gunung dan menyerahkan diri. Basri sendiri adalah narapidana teroris yang terkait dengan belasan aksi terorisme di Poso dan Palu, Sulawesi Tengah selama kurun waktu 2005 – 2016.
Basri yang digelari Si Mata Elang, sebab keahliannya menembak pernah dipenjara setelah ditangkap pada 1 Februari 2007 di Poso. Ia diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dihukum 19 tahun penjara. Namun kemudian kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Ampana, Kabupaten Tojouna-una, Sulawesi Tengah pada Jumat, 19 April 2013. Padahal ia baru menjalani enam tahun masa kurungannya.
Dia kemudian bergabung kelompok Mujahiddin Indonesia Timur, pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang saat itu sudah mendeklarasikan diri mendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pada Rabu, 14 September 2016, ia menyerahkan diri kepada Satuan Tugas Operasi Tinombala di Poso.
Terpidana kasus sejumlah aksi terorisme di Poso pada 2005 itu diduga kabur setelah mendapat izin dari pihak Lapas setempat. Basri keluar penjara dengan pengawalan satu anggota lapas untuk menjenguk keluarganya yang sedang sakit di wilayah tersebut, pada Jumat 19 April 2013.
Dalam rekaman video yang diterima dari Satuan Tugas Operasi Madago Raya, Basri yang dikenal piawai bermusik itu, menyerukan agar kawan-kawannya segera turun gunung dan menyerahkan diri.
Berikut kutipan permintannya itu:
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya Basri alias Ayas alias Bagong. Alhamdulillah, saya dalam keadaan baik-baik dan sehat-sehat. Saya turun untuk menyerahkan diri. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan saya. Adik-adikku, kakak-kakakku yang saya cintai, yang saya sayangi, marilah turun dari hutan. Marilah permasalahan ini kita (selesaikan dengan) duduk bersama. Kita selesaikan bersama. Sudahlah. Kita untuk…Marilah kita hidup tenang. Kita bangun Kota Poso bersama. Kalau adiku-adikku, kakak-kakakku, saudara-saudaraku yang masih ada di hutan kalau kalian takut untuk turun menyerahkan diri, saya akan bertanggungjawab. Saya akan menjemput kalian. Saya akan jemput kalian dengan saudara-saudara kita bapak-bapak dari polisi. Mereka perlakukan saya baik-baik melebihi saudara-saudara mereka sendiri. Sekali lagi, marilah kita turun. Marilah kita turun. Sudah! Kita tinggalkan semua perbuatan kita yang melanggar hukum. Sekali lagi kita bangun Kota Poso seperti dulu lagi. Saya berdoa kepada Allah SWT, Insya Allah adikku-adikku mendapat hidayah dari Allah, kekuatan untuk turun dari gunung. Saya yang akan menjemput kalian di manapun kalian berada.”
Untuk diketahui, Muhammad Basri alias Bagong, lahir di Poso, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 1976. Ia lahir dari ibu yang akrab disapa Mbak Sabruk dan ayah Baso Sampe. ***