https://youtu.be/FvWLRj3S8s4

Selama pandemi Covid-19 banyak tempat wisata alternatif yang ramai dikunjungi. Ada yang baru dikenal di saat pandemi. Utamanya di waktu awal saat pembatasan sosial dan anjuran di rumah saja digaungkan. Salah satu tempat wisata alternatif itu adalah danau misterius di Lembah Megalitikum Behoa, Lore Tengah, Poso, Sulawesi Tengah. Masyarakat memberinya nama sederhana; Danau Tonawuhu. Itu bermakna ‘orang yang punya kolam’. Ada yang menamainya danau misterius karena belum lama ditemukan dan ramai dikunjungi.

Bagi penyuka olahraga petualangan tempat ini layak dikunjungi. Apalagi bagi mereka penggemar olahraga sepeda motor trail. Jalan menuju danau yang berair hijau ini masih berupa jalan setapak dan bukaan jalan produksi bagi para pekebun atau penggembala.

Tentu saja, perjalanan menuju tempat wisata yang makin ramai di kala pandemi Covid-19 ini, seru, menantang dan mengasyikan.

Danau Tonawuhu terletak sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Hawanya sejuk, namun di musim panas terik matahari tentu saja terasa lebih menyengat. Sebab belum ramai dikunjungi danaunya masih terlihat asri dan alami.

Danau ini masuk dalam wilayah Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Wilayah ini secara umum dikenal sebagai Lembah Megalitikum Behoa. Kawasannya berbatasan langsung dengan cagar biosfer dunia, Taman Nasional Lore Lindu.

Belum ada fasilitas publik, berupa kantin atau toilet umum di sini. Olehnya para pengunjung harus membawa sendiri bekal makanan dan minumannya. Biasanya para pengunjung yang berani akan memakai rakit menyusuri sungai. Ada pula yang memancing. Ada yang cuma berfoto bersama atau berswafoto. Danau seluas kurang enam hektare ini berair hijau lantaran struktur tanahnya adalah tanah liat.

“Seru. Jalannya seru. Danaunya masih alami. Keren pokoknya,” aku Fita Sari, staf Balai Besar Taman Nasional Taman Nasional Lore Lindu saat berkunjung ke sana, pada 13 Agustus 2020 lalu.

Warni Tenge, warga setempat juga mengakui danau ini indah.

”Baru kali ini saya ke sini. Danau indahnya, karena berada di puncak gunung. Hampir sama dengan Danau Tambing. Luasnya juga sama. Cuma Danau Tambing sudah terkenal kalau ini belum,” kata Warni.

Sulawesi Tengah memang dikenal memiliki sejumlah danau yang indah. Dua yang terkenal adalah Danau Poso dan Danau Lindu, di samping danau-danau kecil seluas hanya enam hektare hingga belasan ribu hektar. Rata-rata letaknya di atas ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Bila melihat dari warna airnya, sepertinya struktur pembentuk danau ini adalah tanah liat, sehingga berwarna kehijauan. Danau ini belum ramai dikunjungi oleh warga lain. Hanya warga setempat, warga Desa Torire atau warga Lembah Behoa pada umumnya. Belum ada fasilitas kantin dan jalannya belum dibangun sebagaimana mestinya jalan ke tempat wisata. Meski begitu, danau ini seperti surga kecil di Lembah Behoa.

”Kalau orang lokal sudah sering. Kalau orang luar belum dikenal. Untuk orang di sini sudah sekitar sepuluh tahun mereka tahu ada danau ini. Jalannya baru dibuka sekitar satu tahun. Dulu jalannya setapak saja,” ujar Elvani Malonta, warga setempat.

Di danau ini, menurut penuturan warga setempat menjadi habitat ikan gabus dan lainnya. Warga biasanya datang memancing pada waktu-waktu tertentu. Itulah sebabnya disediakan pula rakit di sini. Itu bila warga ingin memancing ke tengah danau atau menyeberang ke kebunnya di seberang danau.

Dari Palu, Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, Desa Torire jaraknya kurang lebih 154 kilometer. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat atau kendaraan umum. Untuk menuju Danau Tonawuhu hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor. ***