Satuan Tugas Operasi Madago Raya menembak mati dua terduga teroris Poso, Ali Kalora alias Ali Ahmad dan Jaka Ramadhan alias Ikrima. Keduanya tertembak di wilayah Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu, 18 September 2021 pukul 18.15 Waktu Indonesia Tengah.
Setelah Santoso alias Abu Wardah tewas ditembak pada 18 Juli 2016, lalu Daeng Koro tewas ditembak, Ali Kalora didaulat menggantikan posisi amir Mujahiddin Indonesia Timur didampingi Basri. Setelah basri yang diduga mata-mata polisi ditangkap, praktis, ia adalah anggota paling senior dalam kelompok ini. Dialah yang kemudian menjadi target utama Satuan Tugas Operasi Tinombala sampai Operasi Madago Raya hingga tertembak, Sabtu, 18 September 2021 pukul 18.15 Waktu Indonesia Tengah ini.
Ali diketahui lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 30 Mei 1981. Meski lahir di Gowa, ia bukan bersuku Bugis, tapi Ambon. Ia menetap di Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Di sana, ia menikah dengan Tini Susanti Kaduku. Di kelompoknya Tini disapa Ummi Farel. Sedangkan penambahan Kalora di belakang namanya berasal dari desa tempatnya bermukim. Nama itu diperkenalkan polisi lalu digunakan secara umum dalam pemberitaan media massa.
Ali pernah menjadi bagian dari Laskar Jihad Ahlusunnah Waljamaah yang masuk ke poso pada 2000. Setelah Laskar Jihad dipulangkan pasca Deklarasi Malino pada 2002, dia memilih menetap di Poso.
Ali berbadan sedang, pendek dengan tinggi sekitar 156 cm. Ia berkulit sawo matang dan berrambut panjang serta gigi depan atas agak jarang. Dalam foto terakhir yang diperoleh Satgas, Ali berkumis dan berjenggot serta bercambang lebat.

Sedangkan Jaka Ramadhan alias Ikrima, lelaki kelahiran Pandeglang, Banten, 26 Februari 1996 diketahui mulai mengikuti tadrib asykari pasca bencana dahsyat di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Mereka dilatih di kamp Tamanjeka, Poso Pesisir Utara oleh Ali Kalora.
Ia bergabung dengan sejumlah kombatan asal Banten dan bersama-sama sejumlah kombatan ke Poso setelah sebelumnya menjadi relawan kemanusiaan di Palu.
Ciri paling menonjol darinya adalah berbadan pendek berisi, berkulit bersih dan berambut lurus. Tak diketahui apa peran dan keahliannya dalam kelompok ini.
Saat ini, Satgas Operasi Madago Raya masih mengejar Askar Alias Jaid Alias Pak Guru, Nae Alias Galuh Alias Mukhlas, Ahmad Gazali Alias Ahmad Panjang dan Suhardin Alias Hasan Pranata. ***
Discussion about this post