Jangan sampai Kemarahan Membakar Kebun Anggurmu. Kalimat awal itu seperti ujar-ujar tetua yang ditulis oleh pujangga lama. Tapi sesungguhnya cuma petikan dari plot kisah film Holywood produksi 1995; A Walk in The Clouds. Tapi bila ada yang menanggapnya sebagai petatah petitih sarat makna, tentu tak salah. Sebab kemarahan memang kerap menghancurkan apapun. Bahkan kehidupan sekalipun.

Alkisah, Kamis, 8 Agustus 2019, saya menonton kembali film yang dibintangi oleh Keanu Reeves, Aitana Sanchea-Gijon dan Giancarlo Giannini ini. Saya menontonya di MacBook milik Tshering Palden, kawan saya dari Bhutan. Kami menonton ini di ruang keluarga di lantai 17 Apartement Kent Vale, Clementi, Singapura.

Film ini pertama kali saya tonton pada 2007 lewat CD. Bila tak salah, saya sudah menontonnya lebih dari tiga kali.

Film ini didasarkan pada film Italia; Four Steps in the Clouds yang diproduksi pada 1942.

Adalah Paul Sutton, Sersan Angkatan Darat Amerika yang kembali ke San Fransisco usai Perang Dunia II pada 1945. Ia kembali untuk menemui Betty yang dinikahinya sebelum berangkat perang. Betty diperankan oleh Debra Messing. Sayangnya, ia menemukan kenyataan bahwa Betty tak pernah membaca surat-surat yang dikirimkannya selama perang.

Tapi ia bertekad mempertahankan pernikahan itu. Ia pun berniat meninggalkan dinas militer, lalu memilih menjadi salesman produk cokelat.

Dalam sebuah perjalanan menuju Sacramento, ia bertemu sesama penumpang kereta api; Perempuan muda yang cantik dan menarik. Victoria Aragon, namanya. Perempuan ini adalah mahasiswi pascasarjana yang berasal dari keluarga Meksiko-Amerika. Ayah Victoria adalah pemilik kebun anggur di Napa Valley, California, AS.

Saat Victoria didatangi oleh dua pria di bus mereka ke Sacramento, Paul turun tangan dan memukuli pria-pria itu untuk membela diri. Setelahnya ketiga pria itu ditendang keluar dari bus oleh sang sopir. Paul lalu menemukan Victoria yang menangis sendirian, jauh di ujung jalan. Ketika dia tahu dia hamil oleh profesornya, Paul menawarkan untuk memperkenalkan dirinya kepada keluarga yang sangat tradisional sebagai suaminya.

Ayah Victoria, Alberto Aragon yang diperankan oleh Giancarlo Giannini, geram. Tidak hanya karena dia menikahi pria di bawah kedudukan sosialnya, tetapi tanpa izinnya juga. Rencana awal Paul untuk diam-diam menyelinap pergi dan melanjutkan perjalanannya, meninggalkan keluarganya untuk percaya dia meninggalkan Victoria gagal ketika kakeknya, Don Pedro, mendorongnya untuk tetap tinggal dan membantu panen.

Selama panen, Paul merasa lebih lebih dekat dengan keluarga itu dan merasakan kegembiraan yang datang dalam tradisi dan cara hidup mereka.

Dia dan Victoria mencoba untuk mengabaikan ketertarikan dan perasaan mereka yang tumbuh satu sama lain.

Namun, komitmennya untuk menyelamatkan pernikahannya dengan Betty membuatnya meninggalkan ladang Anggur dan keluarga yang mulai dicintainya itu. Sayang, Ia kembali kecewa. Betty dipergokinya bersama lelaki lain. Saat Betty mengajukan permohonan pembatalan pernikahannya, Paul pun langsung setuju.

Paul lalu kembali ke Napa Valley. Ia ingin meminta menikahi Victoria pada Alberto. Alberto yang ditemuinya dalam keadaan mabuk, tentu saja murka. Ia bahkan lalu melempar Paul dengan lentera. Sayangnya, lemparan itu luput dan justru jatuh di ladang anggur. Maka terbakarlah ladang anggur itu. Kemarahan menghanguskan seluruh kebun anggur yang sudah ratusan tahun menghidupi keluarga Aragon.

Untungnya, Paul ingat satu pokok anggur yang mungkin akarnya belum terbakar. Ia berpacu mengambilnya. Dan Paul benar, akar pokok anggur itu masih bisa diselamatkan dan dijadikan stek batang untuk menghidupkan kembali ladang anggur itu.

Sungguh, ini film yang sangat menarik. Sungguh akan lebih baik bila Anda menonton sendiri film ini. Bukan cuma membacanya dari status saya ini.

Saya pun hendak menambah catatan ala saya untuk kisah film ini; Kemarahan akan menghancurkan kehidupanmu dan keluargamu. Bila cepat menyadarinya, segeralah cari hal baik yang pernah tercipta dalam kehidupanmu dan keluargamu itu lalu bangunlah kembali kisahnya menjadi lebih indah lagi dari sebelumnya. *