
Tersebutlah Pudjananti, salah satu dari tiga kerajaan terbesar di Pulau Celebes di masanya. Di masa kerajaan itu hiduplah seorang pendekar tanpa tanding di Tanjung Donggala. Ia begitu digdaya. Tak ada yang mampu mengalahkannya. Sebenarnya, Ia adalah putra mahkota. Namun ia melepaskan haknya sebagai pewaris raja. Ia lebih suka berkelana. Menambah kesaktiannya, sembari membantu rakyat di kampung-kampung yang dilewati. Perampok yang kerap mengadang pengiriman bahan makanan akan berpikir dua kali beraksi bila mendengar ia tengah dalam kelana. Sekali dua ia berlayar mengikuti kafilah niaga hingga jauh ke pulau seberang. Tak terhitung jumlahnya perompak ganas di lintasan pelayaran yang berhasil ditundukkannya. Bahkan ada yang kemudian menjadi pengikutnya. Guma menjadi senjata andalannya. Sesekali ia membawa busur panah. Ilmu memanahnya didapat dari saudagar China yang berlabuh di Pelabuhan Donggala. Pendekar ini berwajah tampan dan berpostur tinggi. Selalu pula tersungging senyum di wajahnya. Semua orang mengenalnya sebagai Karavea. Novel berlatar zaman kerajaan tua hingga pendudukan Belanda ini, akan hadir secara bersambung hanya di https://jafarbuaisme.com. Jangan melewatkan episode demi episodenya.
Discussion about this post