kami sita selama ini adalah peluru lama. Jadi dalam hal ini kalau berbicara tentang kekuatan sejata mereka lemah,” beber Farid.
Tentara kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 6 Juli 1969 ini menyatakan pula sembilan anggota kelompok Ali Kalora ini dalam keadan kekurangan makanan dan lainnya.
“Bagi kami sebenarnya mudah melumpuhkan sembilan orang ini bila ditemukan.. Kesulitannya adalah mereka dibantu informasi oleh masyarakat. Dibantu pula logistiknya oleh masyarakat yang merupakan simpatisan mereka. Pergerakan pasukan dan informasi lainya mudah mereka ketahui dan bahan makanan mereka pun selalu dipasok oleh simpatisan,” aku mantan Komandan Korem 162 Wira Bakti Mataram ini.
Menurutnya, hal itu adalah persoalan penting. Olehnya ia mengimbau masyarakat, bila ingin kalau operasi ini selesai, untuk menghentikan pasokan logistik dan informasi kepada kelompok itu.
“Kalau mereka tidak disupport dengan informasi dan logistik, mereka di atas akan kelaparan sehingga dengan mudah mereka dilumpukan. Lalu dibawa untuk diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di negara kita,” sebutnya.
Dari informasi lapangan diketahui kelompok ini bergerak di antara Salubanga hingga ke Poso Pesisir Utara. Salubanga adalah wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan Poso Pesisir Utara berada di wilayah Kabupaten Poso. ***