Indonesia saat ini dibelenggu oleh berbagai masalah, termasuk krisis ekonomi dan pangan serta kurangnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang layak. Melalui Gerakan Bersama Angkat Indonesia, ACT berupaya mengatasi permasalahan tersebut.
Indonesia masih diliputi berbagai masalah dan krisis, antara lain krisis ekonomi dan pangan, serta minimnya akses kesehatan dan pendidikan yang layak. Pandemi Covid-19 semakin memperburuk masalah ini.
Banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah menghadapi dampak parah dari pandemi. Kebijakan yang dilakukan untuk membatasi gerak masyarakat untuk menekan penyebaran virus Corona, seperti PSBB dan PPKM, telah banyak menurunkan penjualan usaha kecil. Riset Asian Development Bank menunjukkan 48,6 persen UMKM tutup karena pandemi sementara 30,5 persen mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
Pembatasan mobilitas telah menghambat distribusi bahan baku dan menimbulkan masalah bagi banyak UMKM. Selain itu, banyak juga yang tidak memiliki cadangan modal. Beberapa bahkan terlilit hutang dan tidak mampu membayar pinjaman yang mereka ambil dari bank dan lembaga keuangan lainnya.
Pandemi juga telah mengurangi konsumsi pangan masyarakat hingga lebih dari 20 persen. Hal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah membawa dampak yang parah terhadap pendapatan petani. Menurunnya pendapatan petani telah mengganggu pola produksi pangan, mulai dari penanaman hingga panen.
Di sektor pendidikan, sebanyak 50-56 persen sekolah swasta mengalami kesulitan keuangan akibat masalah keuangan yang dihadapi orang tua selama pandemi. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Pj Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyebutkan sekitar 60 persen siswa di sekolah negeri dan swasta meminta pembayaran uang sekolah sebesar 50 persen.
Dalam hal akses kesehatan, banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Pada 2019, misalnya, terdapat 10.134 unit Puskesmas. Idealnya, dengan jumlah penduduk 270,2 juta saat itu, seharusnya ada 16.875 unit Puskesmas dengan satu unit Puskesmas untuk setiap 16.000 orang.
Biaya kesehatan juga meningkat lebih tinggi dari kenaikan gaji tenaga kerja Indonesia. Gaji tenaga kerja Indonesia naik 4,3 persen per tahun sementara biaya kesehatan naik 10-11 persen per tahun.
Aksi Cepat Tanggap melihat perlunya upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melalui gerakan Bersama Angkat Indonesia, berbagai program kemanusiaan untuk mengatasi permasalahan tersebut akan digencarkan.
Gerakan yang akan meluas ke seluruh Indonesia ini akan membantu masyarakat kurang mampu baik di perkotaan maupun pedesaan. Oleh karena itu, ACT mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ambil bagian dalam menangani permasalahan tersebut.
“Mungkin penyebab persoalan ini belum terselesaikan, karena kurangnya sinergi dan rasa solidaritas antar setiap elemen masyarakat. Melalui gerakan Bersama Angkat Indonesia , kita akan mengupayakan program-program kemanusiaan terbaik dan mengajak seluruh entitas bangsa untuk bersama-sama mengatasi masalah ini,” kata Presiden ACT Ibnu Khajar, Senin (31/5/2021).
Ibnu menilai butuh banyak tenaga, uang, dan waktu untuk mengeluarkan Indonesia dari keterpurukan. Namun, dengan tekad dan persaudaraan sesama bangsa Indonesia, ia yakin bangsa Indonesia secara bertahap dapat menyelesaikan tantangan tersebut.
Ibnu mengajak semua orang dermawan untuk berkontribusi. Semakin banyak orang yang ikut membantu satu sama lain, semakin banyak pula bantuan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. ***
Memberdayakan UMKM dalam
Menyelamatkan Krisis Ekonomi Indonesia
Dipersembahkan oleh