Ada beragam museum di Indonesia, tapi Museum Guma Sulteng ini memiliki keistimewaan tersendiri. Museum Guma yang dimiliki ini khusus memamerkan senjata tradisional khas Sulawesi Tengah.

Sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas budaya masing-masing. Termasuk senjata tradisional.

Guma sendiri merupakan senjata tradisional khas Sulawesi Tengah, khususnya di Palu. Yakni senjata berbentuk seperti pedang. Nama lainnya adalah Piho (Kulawi, Napu, Bada), dan Penai (Poso, Pamona).

Walaupun berbeda penyebutan, hampir tidak terdapat perbedaan yang mencolok terkait detail bentuk fisik, ukiran, bahan dasar pembuatan dan karakteristik pedang ini sebagai pusaka antara satu wilayah dan wilayah lain di Sulawesi Tengah.

Dari segi rancang bangun, Guma terdiri dari tiga bagian utama yaitu gagang Guma, bilah Guma (ase nu Guma) dan sarung Guma (Valombo). Gagang Guma pada umumnya terbuat dari material tanduk kerbau dan beberapa namun sangat sedikit ditemukan terbuat dari kayu.

Salah satu koleksi . (Foto Sertu Sofyan/Penrem 133/Tadulako untuk jafarbuaisme.com)

Museum Guma pada 10 November 2022 ini baru berusia 1 tahun. Museum ini didirikan oleh Korem 132/Tadulako pada 10 November 2021, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan di Palu, Sulawesi Tengah.

Museum Guma dibangun bertujuan untuk menjaga pelestarian senjata tradisional Sulawesi Tengah yaitu Guma dan senjata–senjata lainnya yang merupakan warisan nilai seni dan budaya Provinsi Sulawesi Tengah

“Museum Senjata Tradisional Guma Korem 132/Tadulako ini juga bisa menjadi obyek untuk melengkapi beberapa fasilitas pendidikan yang ada di Sulawesi Tengah,” ujar Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen Farid Makruf, yang saat itu masih menjabat sebagai Komandan Korem 132/Tadaluko, Palu, Sulawesi Tengah.

Sulawesi Tengah sendiri memiliki kekayaan senjata tradisional yang beragam. Beberapa di antaranya adalah guma, doke, tombak, dan kaliavo yang merupakan tameng khas masyarakat Kaili, suku asli setempat. Benda-benda tersebut memiliki kekhasan hingga peran dalam sejarah Indonesia.

Di masa kepemimpinan Farid Makruf, Korem 132/Tadulako telah mengangkat budaya dan senjata tradisional sulteng dengan memelopori pendirian Museum Senjata Tradisional Guma untuk melestarikan senjata-senjata tradisonal misalnya guma, kaliavo, dan doke.

Bagi anda yang kebetulan sedang berkunjung ke Palu, bisa mengunjungi museum ini pada jam buka. Yakni setiap hari Senin hingga Sabtu, pukul 09:30 – 17:00 Wita

Adapun pada hari Minggu dan hari libur nasional, Museum Guma tutup.

Bila Anda tidak punya waktu berkunjung langsung, Anda bisa mengintip sebagian koleksinya di website Museum Guma Sulteng.

Salah satu koleksi Museum Guma Sulteng. (Foto Sertu Sofyan/Penrem 133/Tadulako untuk jafarbuaisme.com)

Rencananya, Museum Guma juga akan membuat beberapa program seru.

Dalam rencana jangka pendek, akan disediakan jadwal berkala untuk program Museum for School.

Ini adalah suatu bentuk program kerjasama museum dengan sekolah–sekolah yang ada di Sulawesi Tengah ataupun Provinsi lainnya untuk secara berkala mengunjungi Museum untuk mendapatkan tambahan pengetahuan kepada siswa sekolah tentang nilai-nilai seni budaya senjata tradisional

Selanjutnya adalah Museum Night, yakni program kunjungan Museum pada malam hari di saat masyarakat umum dapat menikmati edukasi tentang senjata tradisional Sulawesi Tengah sembari menikmati secangkir kopi.

Baca berita-berita terbaru jafarbuaisme.com di Google News.