Suatu waktu, ipar Nasruddin Hodja dilantik menjadi Walikota. Nasruddin pun bergegas menuju Balai Kota. Ia hendak mengucapkan selamat.
Ia melihat iparnya memakai jubah baru dengan penuh gaya dan penampilan. Sebentar lagi akan dilantik di Gedung Pengadilan.
Sebab merasa sudah saling kenal, Nasruddin mendekati Wali Kota baru itu. Sang Wali Kota pun bertanya, “siapa kau, sepertinya saya belum pernah melihat wajahmu.”
Nasruddin menjawab, “saya iparmu Pak Wali Kota.”
Walikota baru bilang, “bagaimana bisa Anda ipar saya? Dan ada urusan apa Anda datang ke sini?”
Nasruddin tak hilang akal setelah kebingungan sejenak.
Dia bilang,”saya mendapat kabar dari istri saya, bahwa ipar saya yang hari ini akan dilantik menjadi Wali Kota mengidap amnesia, makanya saya datang untuk menolongnya.”
Kisah ini sejatinya adalah realitas yang terjadi di antara kita. Biasanya dialamatkan kepada para anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau Kepala Daerah kita. Saat kampanye, sungguh mudah ditemui di mana dan kapan saja. Nomor telepon genggamnya pun dibagi-bagi, namun setelah menjabat bahkan ditelpon pun tak diangkat. Ada pula bahkan mengganti nomer teleponnya.
Semoga kita semua tak seperti itu. ***
Catatan:: Siapa Nasruddin atau Nasreddin ini? Ia dalam Bahasa Turki dipanggil Nasreddin Hoca, atau kita kenal dalam beberapa kisah sebagai Nasruddīn Hodja, adalah seorang sufi satirikal dari Dinasti Seljuk. Ia diyakni hidup dan meninggal pada abad ke-13 di Akshehir, dekat Konya, ibu kota dari Kesultanan Rûm Seljuk, sekarang Turki. Ia dianggap orang banyak sebagai filsuf dan orang bijak.
Nasruddin dikenal akan kisah-kisah dan anekdotnya yang lucu. Ia muncul dalam ribuan cerita, terkadang jenaka dan pintar, terkadang bijak, tetapi sering juga bersikap bodoh atau menjadi bahan lelucon. Setiap kisahnya mengandung humor cerdas dan mendidik. Festival Nasreddin Hodja dirayakan secara internasional antara 5–10 Juli setiap tahun di kota tempat tinggalnya.
Penggalan kisah ini dikutip dari buku Idries Shah, The World of Nasrudin, ISF Publishing, 2003.