• Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
Wednesday, 10 August 2022
JafarBua
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
No Result
View All Result

Nasolora dan Nakapali, Antara Klenik dan Ajaran Etika Orang Parigi

Monday, 27 January 2020
in Timeline
3 min read
13 1
120
SHARES
28
VIEWS

Saya lahir dan besar di Parigi hingga sekolah menengah pertama di awal 1990-an. Sesampainya di Palu ketika bersekolah di Sekolah Pertanian Menengah Atas yang juga dikenal sebagai Sekolah Pertanian Pembangunan di Sidera, Sigi, saya mengenalkan diri sebagai Orang Parigi. Menurut saya menjadi orang Parigi itu istimewa.

Saat itu, Kota Parigi sudah terbilang kota kecil yang maju. Kami punya pelabuhan laut yang ramai. Perdagangan ternak sapi dan hasil bumi lainnya seperti kopra membuat ekonomi wilayah di bibir pantai Teluk Tomini ini menggeliat maju. Saat itu masih menjadi bagian dari Kabupaten Donggala. Terkenal pula sebagai lumbung padi Sulawesi Tengah.

Pada 1500-an sempat dikuasai Portugis karena dijadikan sebagai pelabuhan transit setelah mengangkut rempah-rempah dari Maluku. Lalu pada 1700-an dikuasai Belanda dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Sebuah perusahaan kongsi perdagangan yang tersohor di masa itu.

Tapi kali ini saya tak hendak membahas soal itu. Saya ingin berbagi soal ajaran etika lewat sejumlah larangan dan pantangan yang dilakukan orang Parigi.

Kita tentu kerap mendengar kata Nasolora atau Nakapali. Apa itu? Dan kapan kita akan mendengar kata itu diucapkan. Ayo kita bercerita.

Nah, bila kita bertamu atau singgah sejenak di rumah orang atau sanak keluarga kita, lalu kemudian kita ditawarkan makan atau minum dan kita menolaknya, maka tuan rumah akan memaksa kita menerima tawaran mereka. Mereka lalu akan bilang: “Masolora le.”

Maknanya; Kita bisa mendapat celaka dalam perjalanan bila tak makan atau minum apa yang mereka tawarkan. Olehnya bila ada yang menawarkan, kita harus memenuhi tawaran mereka apalagi bila kita berjalan jauh.

Boleh percaya maupun tidak, ada beberapa kejadian tragis terkait Nasolora ini. Alam kebatinan macam itu masih tumbuh di kehidupan masyarakat Parigi hingga kini, bahkan menular ke penduduk pendatang dari Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera.

Sebelumnya kita harus paham dulu, apa bedanya Nasolora dan Masolora. Nasolora adalah kata benda dan Masolora adalah kata kerja.

Pokok pelajarannya adalah; Jangan menolak pemberian atau tawaran yang baik dari orang lain.

Lalu apapula Nakapali. Ini lebih mudah dipahami. Hampir seluruh masyarakat Nusantara mengenal ini dalam bahasanya masing-masing. Nakapali mirip artinya dengan Pamali atau Pemali

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemali atau Pamali dimaknai sebagai pantangan; larangan, berdasarkan adat dan kebiasaan.

Dalam contoh hidup adalah anak-anak dilarang berjalan di depan orang tua yang tengah duduk. Kita pun dilarang duduk di kursi atau tempat yang lebih tinggi bila ada orang tua yang duduk di tikar atau di lantai.

Longki Djanggola

Larangan jangan menduduki bantal kepala atau tak menghabiskan makanan yang sudah kita sendok di dalam piring juga masuk dalam kategori Nakapali. Bila dicerna dengan logika maka penjelasannya sederhana. Soal larangan duduk di bantal tentu saja agar bantalnya tak cepat penyet dan lagi pula itu tempat meletakan kepala bukan pantat. Lalu soal jangan menyisakan makanan di piring tentu saja adalah larangan yang berbuat mubazir atau menyiakan sesuatu.

Sejatinya, semua hal-hal yang dianggap Nasolora dan Nakapali adalah ajaran etika yang menjadi kearifan lokal masyarakat setempat. Dasarnya adalah saling menghargai dan menghormati, baik antara sesama, juga dengan lingkungan sekitar. Tapi bila ada yang menganggapnya itu sekadar hal-hal klenik yang bisa jadi tak berlaku lagi di zaman digital, tentu sah dan wajar saja. ***

Related Posts

Timeline

Berkunjung ke Museum Guma; Melihat Kekayaan Tradisi, Memelihara Nasionalisme dan Mengenal Tadulako

Friday, 24 June 2022

Serombongan anak-anak muda berambut cepak dan berbadan tegap berkumpul bersama. Di antara mereka anak-anak belia...

Timeline

Gandeng Korem 132/Tadulako, Amara Gelar Pembinaan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Menwa dan Pelajar se-Kota Palu

Thursday, 23 June 2022

Komandor Resor Militer 132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah bekerjasama dengan Alumni Menwa Antiradikalisasi (Amara), menggelar Seminar...

Timeline

Photo: Madago Raya Operations Personnel Holds Patrol to Insulate MIT/ISIS Terrorist Groups

Tuesday, 21 June 2022

Madago Raya Operations personnel held a patrol to seal off the Poso Coastal area, Poso,...

Breaking News

Kuyang, Siluman Pemburu Ibu Hamil dan Bayi

Monday, 20 June 2022

Kuyang, Krasue, atau Palasik adalah folklor tentang siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang...

Timeline

Horor Bekas Pesanggrahan Belanda di Uwemanje

Sunday, 19 June 2022

Pasti sudah menonton film KKN Di Desa Penari kan?! Ini diadaptasi dari salah satu cerita...

Timeline

Menyalami Bung Karno di Gelanggang Olahraga Palu

Thursday, 16 June 2022

“Lihat. Si Bung sudah datang. Bersafari lengan pendek tampaknya dia. Tongkat komando ada pula digenggamnya....

Next Post

Menilik Sosok Pendamping Hidayat Lamakarate

Mengadang Ancaman Corona di Morowali

Berani Tangkap Buaya di Sungai Palu, Ada Hadiahnya !

Discussion about this post

Highlight

  • Lifestyle
Breaking News

Pembaretan di Yonif 711/Raksatama; Warek III Untad: Menwa itu Potensi Akademiknya Bagus dan Disiplin

by Jafar Bua
Friday, 5 August 2022
0

Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Dasar Militer Resimen Mahasiswa di Batalyon Infanteri 711/Raksatama, Brigade Infanteri 22/Ota Manasa adalah bagian dari tanggungjawab...

Read more

Om Kota, Jurnalis Radio Sepanjang Masa

Thursday, 4 August 2022

Tiga Batalyon Menwa Gelar Diklatsar Gabungan di Yonif 711/Raksatama

Tuesday, 26 July 2022

Buku untuk Dijual: Leluhur Sulawesi Tengah; Tadulako, dari Mitos ke Realitas

Wednesday, 13 July 2022

In Memoriam Haris Kariming, Rusdi dan Longki: Almarhum Sangat Cakap dan Cekatan 

Monday, 11 July 2022

About Me

JafarBua

JAFAR BUA

Blogger & Traveler

JAFARBUAISME. Ini dapat dibaca sebagai Jafar Bua is Me; Jafar Bua adalah saya. Anda bisa pula membacanya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan saya, Jafar Bua sebagai pribadi. Itu mencakup pikiran, gagasan, tulisan, sajak, foto, coretan atau apapun tentang saya. Bahkan bisa pula igauan dan mimpi saya

Jafarbuaisme cuma sekadar catatan-catatan saya di waktu senggang dalam pelbagai bentuk.

JAFAR BUA

NETWORKING

KABAR LUWUK

Popular

  • Kalomba, Si Siluman Kambing, Topeule dan Pokpok; Kisah Mistis dari Parigi

    16161 shares
    Share 16145 Tweet 7
  • Kartu Sulteng Sejahtera Bukan Syarat Penerima BLT Rp1 juta per Keluarga

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Dua Teroris Poso, Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tertembak Mati

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Satgas Madago Raya Minta Keluarga Bujuk Ali Kalora, dkk Turun Gunung

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Setelah Menghilang Dokter Faisal Akhirnya Ditemukan di Paleleh

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • MIT Berulah Lagi, 2 Warga Lembah Napu Tewas Digorok

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Mujahiddin Indonesia Timur Terpecah, 4 Anggota asal Poso akan Menyerah

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Benarkah dr. Faisal Kanang Ditahan Densus 88? Ini Jawaban Kapolda Sulteng

    11 shares
    Share 4 Tweet 3

  • About Me

© Copyright 2019 JAFARBUAISME , Designed & Developed by ALFATWA Multimedia.

No Result
View All Result
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me

© 2019 JafarBuaIsMe - Designed and Developed by Alfatwa Multimedia.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In