Inilah beberapa fakta anak pejabat Kemenhub yang jatuh dari lantai 8 sekolahnya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Salah seorang pelajar SMP Athirah Makassar yang juga anak dari pejabat Kemenhub dilaporkan tewas setelah jatuh dari lantai 8 sekolahnya.
Siswa berinisial BNY (15) itu ditemukan tewas tergeletak oleh tukang taman sekolahnya.
Beberapa saksi juga melihat korban naik ke lantai 8 sekolah dengan menggunakan lift.
Melansir beberapa sumber, berikut beberapa fakta yang terangkum mengenai tewasnya pelajar SMP Athirah.
Korban anak pejabat Kemenhub
BNY (15), pelajar SMP Athirah yang jatuh dari lantai 8 sekolahnya, merupakan anak pejabat Kemenhub yakni, Benny Yusuf Nurdin.
Benny diketahui menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Prasarana Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Di mata keluarganya, korban yang duduk di bangku kelas 8 SMP Athirah itu dikenal sebagai sosok yang cerdas.
Korban pernah mengikuti lomba Matematika tingkat nasional dan menjadi juara pertama.
“Ini anak termasuk anak yang pintar,” kata seorang anggota keluarga korban yang dihampiri saat jenazah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara.
“Karakternya pintar ini anak. Dia pernah juara satu lomba Matematika tingkat nasional, pintar sekali ini anak,” bebernya
Keluarga temukan kejanggalan
Pihak keluarga mengungkap ada hal yang janggal atas tewasnya pelajar SMP Athirah itu.
Kecurigaan terkait kejanggalan tewasnya BNY itu disampaikan oleh sang paman, Andi Setiady.
Pasalnya, saat korban ditemukan tewas di area lapangan voli sekolahnya, anggota tubuh yang paling parah adalah kakinya.
Sementara bagian kepala korban tidak mengalami luka yang fatal.
Sehingga, pihak keluarga bingung dan merasa ada yang janggal dengan kematian BNY.
“Yang kita bingung, kalau logikanya orang jatuh pasti kepalanya paling parah atau pendarahan.”
“Ini kakinya yang hancurm terus tangan patah,” ujarnya di Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu.
Tak hanya itu, lanjut Andi, korban juga mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.
“Tulang ekor juga patah, belakangnya juga memar, biru-biru semua, saya foto juga biru-biru kuku ibu jari kayak mau tercabut,” jelasnya.
Selain itu, barang-barang korban ditemukan berada di tempat yang berbeda.
Hal tersebut membuat pihak keluarga merasa heran.
“Informasi yang saya dapat sepatunya ada di musala, tasnya ada di kamar mandi, jadi terpisah,” tandasnya.
Hasil CCTV
Dari hasil rekaman CCTV dan keteangan sejumlah saksi, diduga korban terjatuh dari lantai 8 gedung sekolahnya.
Dugaan itu disampaikan oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Mokhamad Ngajib, dilansir Kompas.com.
“Adapun keterangan saksi-saksi yang kita padukan dengan rekaman CCTV yang ada, patut kita duga korban jatuh dari lantai 8. Jadi masih dugaan bunuh diri,” uja Ngajib kepada awak media, Rabu malam.
Ngajib pun menjelaskan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sejumlah saksi serta rekaman CCTV.
Sebelum kejadian, korban terlihat naik dari lantai 1 ke lantai 8 menggunakan lift sekolah pada pukul 09.30 Wita.
Hal itu diperkuat dengan keterangan saksi yang melihat korban naik ke atap.
“Jadi dari lantai 8 ada atap lagi (naik) menggunakan tangga,” ungkap Ngajib.
Dari situ, lanjutnya, patut diduga bahwa korban jatuh dari lantai 8.
“Keterangan dari saksi-saksi termasuk dari tukang taman (sekolah), tiba-tiba ada korban (tergeletak).”
“Kemudian langsung di bawa ke RS dan ternyata dalam keadaan sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Sekolah serahkan proses penyelidikan kepada Polisi
Mengenai kejadian yang menimpa muridnya, pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Hal itu disampaikan oleh Diah Zaddiah selaku Humas SMP Athirah.
Pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh polisi.
“Kejadiannya kita masih menunggu kepolisian. Kita masih serahkan semua kepada kepolisian untuk mengungkap informasi sedetail-detailnya seperti apa,” ujarnya, dikutip dari TribunMakassar.com.
Pihak sekolah juga menyampaikan duka cita mendalam atas tewasnya BNY.
“Kami sangat berduka atas kejadiannya, jadi untuk sementara kami masih menunggu keluarga,” imbuhnya. ***