PSSI mengatakan bahwa insiden usai laga Arema FC vs Persebaya dalam lanjutan Liga 1 pada Sabtu (1/10/2022) lalu adalah musibah. Menurut PSSI, itu bukan miskomunikasi antara Polisi dan Panpel.

Tragedi Kanjuruhan menewaskan sampai 131 orang. Kejadian itu bermula dari sejumlah oknum suporter yang memasuki lapangan. Kemudian, polisi menembakkan gas air mata, dan salah satu titik sasarannya adalah tribune penonton. Akibatnya, terjadi kepanikan di antara penonton dan berujung korban berjatuhan karena sesak napas.

BACA INI JUGA:  Cek Pengumuman UTBK SNBT 2023, Ini Laman Utama & 37 Link Mirror-nya!

Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI, Iwan Budianto, menerangkan bahwa Tragedi Kanjuruhan terjadi bukan karena miskomunikasi polisi dan panpel Arema FC. Baginya, ini adalah musibah yang harus dievaluasi.

“Enggak, saya enggak menganggap itu [Tragedi Kanjuruhan] karena miskomunikasi. Ini musibah, kami sedang melakukan evaluasi sekarang, hari ini juga kami melakukan evaluasi,” kata Iwan di Wisma Menpora pada Kamis (6/10/2022).

BACA INI JUGA:  Anang dan Ashanty Klarifikasi Soal Nyanyi di GBK

Iwan berharap permasalahan Tragedi Kanjuruhan bisa tuntas dengan cepat. Pihak PSSI tak mau Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 terus dihentikan tanpa kejelasan. Agar kejadian serupa tak terulang, PSSI juga akan menyosialisasikan aturan FIFA kepada Polri.

“Targetnya [kapan] enggak ada, tapi kalau kami inginnya sesegera mungkin. Karena kalau ini tidak segera tuntas, kita jadi susah ini. Liga jadi terombang-ambing dan jadi tidak jelas kapan akan dilanjutkan,” tutur Iwan.

BACA INI JUGA:  Kini Indonesia Punya 38 Provinsi, Provinsi Sulawesi Timur Kapan?

“Jadi, kita bersyukur, sih, sekarang Kamis, Selasa itu kami sudah diundang berkomunikasi dengan Polri untuk membuat drafting peraturan Kapolri-nya terkait standar penanganan sebuah pertandingan,” lanjutnya. ***