Salah satu hambatan dalam upaya penyelesaian kasus teroris di Poso, Sulawesi Tengah adalah masih mengalirnya dukungan dari para simpatisan kepada kelompok Mujahiddin Indonesia Timur. Dukungan itu berupa pasokan informasi dan logistik kepada kelompok teroris itu.

Demikian dikatakan Wakil Kepala Penanggung Jawab Kendali Operasi Satuan Tugas Madago Raya, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (31/7/2021) malam ini saat dimintai keterangannya terkait pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura.   

BACA INI JUGA:  Tiga Oknum Polisi Tembak Warga di Labuhan Medan hingga Tewas Lalu Kabur

“Sesuai arahan PJOK Satgas Madago Raya, Irjen Polisi Abdul Rakhman Baso, operasi penegakan hukum ini dilakukan secara humanis untuk mencegah meluasnya radikalisme di Poso. Hanya saja keberadaan simpatisan juga merupakan hambatan besar,” aku Farid.

BACA INI JUGA:  Wawali Kota Palu Reny Lamadjido Perkenalkan Filosofi 'Agina Moinga, Nemo Naonga' di Local Leader Forum GPDRR 2022

Olehnya, ia meminta agar warga Poso dan Sulawesi Tengah secara umum untuk berhenti memberikan dukungan atau simpati kepada kelompok itu.

“Bila mereka tidak dipasok informasi, tidak dipasok logistik, mereka akan kesulitan dan memudahkan kami melumpuhkan mereka,” sebutnya.

Meski demikian, Satgas mengimbau agar enam orang sisa kelompok MIT untuk segera menyerahkan diri dan menjalani proses hukum.

BACA INI JUGA:  Pangdam V/Brawijaya Lanjutkan Revitalisasi Pembangunan Makam Auliya' di Asrama GUPUSJAT OPTRONIK II PUSPALAD

“Kami, Satgas Madago Raya dan juga Gubernur Sulawesi Tengah sudah menjamin akan memperlakukan mereka dengan baik. Yakinlah kami tidak akan melakukan tindakan kekerasan atau mungkin melanggar hukum bila mereka mau menyerahkan diri dengan sukarela,” jelas mantan Kepala Penerangan Korps Pasukan Khusus ini. ***