• Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
Monday, 4 July 2022
JafarBua
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
No Result
View All Result

Bara Api di Timur Celebes: Sebermula Mujahiddin Indonesia Timur

Sunday, 16 May 2021
in Sebuah Novel
9 min read
12 0
14
SHARES
25
VIEWS

Gunung Biru, Tamanjeka, Poso Pesisir Utara pada suatu pagi yang sudah terik. Almanak menunjuk bulan kedua 2012. Santoso alias Abu Wardah dikelilingi pengawalnya tengah berada di wilayah yang mereka tetapkan sebagai sebagai Markaz Asykari, basis milisi. Ini juga sudah mereka tetapkan menjadi daerah tadrib, pelatihan militer untuk asykari.

Santoso terus menunggu kedatangan sejumlah kombatan, petempur dari Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang sudah dihubungi untuk memperkuat Asykari di Poso. Itu setelah daerah ini mereka tetapkan sebagai qoidah aminah, daerah perjuangan sekaligus wilayah aman untuk asykari.

Ia masih mengingat penegasan Ustadz Yasin dan Abu Tholut, tokoh Jamaah Ansharu Tauhid bahwa sudah saatnya pembentukan asykari di Poso. Itu setelah basis mereka di Jantho, Nanggroe Aceh Darussalam dihancurkan Polisi.

“Tak boleh tidak kita harus membentuk asykari, laskar terlatih di sini. Ada sahabat-sahabat kita dari Moro dan Afghanistan yang siap melatih. Kita akan serahi mujahid di sini untuk memimpin asykari itu. Saya akan meminta restu Ustad Hamdan Rahim untuk itu, kalian persiapkan segala sesuatu,” kata Ustadz Yasin kepada Abu Tholut dan Santoso yang menemaninya makan malam di suatu tempat di Poso pada 2009 itu.

Ustad Yasin kemudian menjelaskan pelbagai hal untuk mempersiapkan pembentukan laskar itu.

Senjata yang mereka akan gunakan dipasok dari pejuang Moro di Philipina Selatan. Diselundupkan melalui laut melewati Kepulauan Sangihe lalu ke Bitung dan ke Parigi, Sulawesi Tengah.

“Jalur laut cenderung aman. Kita pun bisa menyembunyikan senjata di bawah jaring-jaring. Senjata AK-47 cenderung lebih tahan. Ada banyak pulau-pulau sepi di sekitar Bitung untuk menurunkan senjata dan membersihkannya di sana. Sisanya kita beli di sini,” kata lelaki berpenampilan lembut itu.

Longki Djanggola

Abu Tholut dan Santoso tinggal mengiyakan. Santoso pun kemudian diberitahu bahwa dia akan menjadi Amir Asykari itu kelak.  

Seperti biasanya, Santoso cenderung diam. Lelaki itu lebih banyak diam menyimak. Ia tak meledak-ledak. Tapi ada garis-garis dendam di wajahnya. Keluarganya memang banyak terbunuh pada kerusuhan Poso 2000 – 2001.

Bila sehari-hari Ustad Yasin berjualan minyak tanah dan kerap pula mengantarkan roti buatan istrinya ke kios-kios kecil, begitu pula adanya Santoso. Ia tetap bertukang dan menjajakan barang-barang kelontong. Ia memakai gerobak yang ditarik oleh sepeda motor Honda GL yang kerap mogok.

***

Setelah itu, Santoso pun mulai melatih kombatan lokal yang terikat secara emosional dengan konflik Poso. Pembentukan kelompok ini tak bisa pula dilepas dari rangkaian amuk sosial selama kurun waktu 1998-2000. Puluhan ribu orang meregang nyawa. Ratusan ribu rumah dan pemukiman luluh lantak. Ratusan ribu pengungsi terpaksa tinggal di barak-barak dan menyelamatkan diri di wilayah Sulawesi Tengah bahkan ke Jawa, Kalimantan dan Sumatera.

Pranata ekonomi dan sosial juga budaya benar-benar hancur lebur. Tak mudah mengembalikan kepercayaan khalayak ramai untuk kembali menata hidup mereka di Poso, di tanah kelahiran mereka sendiri. Apalagi sejak saat itu serangkaian aksi teror terus terjadi. Ada banyak kelompok. Ada banyak pula korbannya. Penembakan, peledakan bom dan penculikan di Poso dan Palu mewarnai pemberitaan media pasca ditekennya perjanjian Malino pada 2003. Pelakunya dengan mudah dikenal dan kemudian ditangkap aparat keamanan. Tapi seperti sel yang terus membelah, kelompok penebar teror ini terus berkembang.

Jamaah Islamiyah menjadi salah satu wadah yang mengumpulkan mereka. Mereka disatukan oleh kesamaan nasib. Keluarga mereka dibantai. Anak-anak terpisah dari ayah dan ibunya. Itu membuat mereka bertekad membalaskan dendamnya. Negara lambat menanganinya

Lalu Kepolisian tidak mau ambil risiko lagi. Pada 11 dan 22 Januari 2007, ribuan aparat Kepolisian menghancurkan basis Jamaah Islamiyah di Poso. Ribuan Polisi menyerang basis jaringan kelompok sipil bersenjata yang berafiliasi kepada JI di kelurahan Gebangrejo, Kecamatan Poso Kota. Sebanyak 60 orang ditangkap. Lalu sebanyak 15 orang yang diduga anggota kelompok sipil bersenjata itu tewas ditembak Polisi dan 2 polisi pun menjadi korban dalam operasi itu.

Polisi mengklaim selama kurun waktu 2005-2007, upaya-upaya penegakan hukum yang dilakukan mampu menghancurkan jejaring terorisme di Poso. Polisi menyebut selama 2008-2009 kelompok ini praktis lumpuh.

Akhirnya pada 2009 muncul gagasan Abu Tholut dengan Santoso, juga Ustadz Yasin membentuk Qoidah Aminah di Poso. Langkah awalnya adalah adalah tadrib, pelatihan tempur untuk membentuk asykari, laskar militer. Itulah yang menjadi cikalbakal kelompok Mujahiddin Indonesia Timur.

Jamaah Ansharu Tauhid di bawah Ustadz Yasin menjadi penyokong kelompok ini. Kemudian adapula sisa-sisa kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di bawah Sabar Subagyo alias Abu Autad Rawa. Santoso pun ditunjuk sebagai amir.

Kelompok sipil bersenjata yang berbasis di Poso, Sulawesi Tengah inilah yang kemudian melanjutkan cita cita mendirikan Negara Islam yang merupakan kelanjutan dari cita-cita kelompok lintas Tanzim Aceh yang gagal pada 2010 karena dihancurkan oleh Polisi. Mereka menjadikan Poso sebagai Qoidah Aminah, daerah persiapan pembentukan Negara Islam Indonesia.

Lalu pada Januari 2011, JAT pun membangun cabangnya di Poso. Ustadz Yasin diangkat sebagai Amir dan Santoso ditetapkan sebagai pimpinan asykari JAT

Page 1 of 3
123Next

Related Posts

Sebuah Novel

Bara Api di Timur Celebes: Kurir di Sarang Askyari

Monday, 8 February 2021

Di kamp asykari Jamaah Anshori Tauhid di Gunung Biru, Tamanjeka, Santoso uring-uringan. Tertangkapnya Ariyanto dan...

Image by https://unsplash.com/@spencerscottpugh
Sebuah Novel

Sari Bulan, Gadis Mandar di Pantai Manakarra

Thursday, 21 January 2021

Lembayung sudah melukis langit senja. Bianglala sedari tadi merona merah. Irama debur ombak memecah pantai...

Sebuah Novel

Bara Api di Timur Celebes: Secangkir Kopi Ummi Wardah

Wednesday, 30 December 2020

Pagi dengan terik yang sudah membakar. Ahmad Alghifary usai meneguk tetes terakhir teh manisnya. Ia...

Sebuah Novel

Bara Api di Timur Celebes: Operasi Intelijen Madago Raya

Monday, 28 December 2020

Subuh sudah datang. Lamat-lamat suara adzan menelusup lewat jendela kamarnya yang terbuka lebar sejak malam...

Sebuah Novel

Bara Api di Timur Celebes: Benteng Rahasia di Gunung Biru

Wednesday, 23 December 2020

Di suatu tempat di Masamba, di tengah wilayah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Januari...

Sebuah Novel

Bara Api di Timur Celebes: Operasi Senyap di Lembah Sunyi

Thursday, 17 December 2020

Di ruangan penuh kar topografi Lembah Napu, Mayor Infanteri Dedi Handoko tengah memberi taklimat kepada...

Next Post
Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sulaiman /kredit:fajar.co.id

Ini Pesan Terakhir Ulama Kharismatik AgH Sanusi Baco Kepada Plt Gubernur Sulsel

wanita yang tercegat di perbatasan  Malino, Gowa, Sulsel/ kredit:fajar.co.id

Mereka Menangis Karena Penyekatan Larangan Mudik

Innalillahi, 3.000 Roket Israel Hujani Gaza, 181 Warga Palestina Tewas

Discussion about this post

Highlight

  • Lifestyle
Breaking News

Usai Kunjungan Jokowi, Rusia Masih Terus Bombardir Ukraina, 18 Orang Tewas di Wilayah Odesa

by Jafar Bua
Saturday, 2 July 2022
0

Rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen dan dua kamp liburan di dekat pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina pada Jumat...

Read more

IJTI – AMSI – PFI Luncurkan Logo Semarak Media Digital 2022 di Palu

Friday, 1 July 2022

Breaking News: Menteri Tjahjo Kumolo Tutup Usia

Friday, 1 July 2022

Cuma Kehilangan Konsentrasi, Ini Penjelasan Resmi Muhidin Said atas Insiden di Sidang Paripurna DPR RI

Thursday, 30 June 2022

Ternyata, Sudah 30 Tahun Muhidin Said Berkarir di Senayan

Thursday, 30 June 2022

About Me

JafarBua

JAFAR BUA

Blogger & Traveler

JAFARBUAISME. Ini dapat dibaca sebagai Jafar Bua is Me; Jafar Bua adalah saya. Anda bisa pula membacanya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan saya, Jafar Bua sebagai pribadi. Itu mencakup pikiran, gagasan, tulisan, sajak, foto, coretan atau apapun tentang saya. Bahkan bisa pula igauan dan mimpi saya

Jafarbuaisme cuma sekadar catatan-catatan saya di waktu senggang dalam pelbagai bentuk.

JAFAR BUA

NETWORKING

KABAR LUWUK

Popular

  • Kalomba, Si Siluman Kambing, Topeule dan Pokpok; Kisah Mistis dari Parigi

    16198 shares
    Share 16160 Tweet 16
  • Kartu Sulteng Sejahtera Bukan Syarat Penerima BLT Rp1 juta per Keluarga

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Dua Teroris Poso, Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tertembak Mati

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Satgas Madago Raya Minta Keluarga Bujuk Ali Kalora, dkk Turun Gunung

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Setelah Menghilang Dokter Faisal Akhirnya Ditemukan di Paleleh

    32 shares
    Share 13 Tweet 8
  • MIT Berulah Lagi, 2 Warga Lembah Napu Tewas Digorok

    11 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Mujahiddin Indonesia Timur Terpecah, 4 Anggota asal Poso akan Menyerah

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Benarkah dr. Faisal Kanang Ditahan Densus 88? Ini Jawaban Kapolda Sulteng

    26 shares
    Share 10 Tweet 7

  • About Me

© Copyright 2019 JAFARBUAISME , Designed & Developed by ALFATWA Multimedia.

No Result
View All Result
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me

© 2019 JafarBuaIsMe - Designed and Developed by Alfatwa Multimedia.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In