Begitu empunya rumah memohon kemakluman.

Ahmad terkesan dengan keramahan perempuan ini. Suaranya lembut meneduhkan hati. Tentu ia bukanlah kembang desa yang diburu para pemuda untuk dipersunting.

Perempuan ini menjadi sosok penting, lantaran ia adalah istri Santoso yang disebut polisi menjadi amir atau pemimpin Mujahiddin Indonesia Timur. 

Kelompok ini ditengarai Polisi berada di balik serangkaian teror selama lima tahun terakhir di wilayah Poso dan Palu. Polisi melekatkan stempel yang tidak ringan pada mereka; Kelompok Teroris.

Olehnya lebih dari tiga ribu aparat keamanan memburu suami dan kelompoknya selama dua tahun terakhir ini. Suaminya diburu dari Gunung Biru, Tamanjeka, Poso Pesisir hingga ke wilayah Tampo Lore, Lembah Napu. Suaminya menjadi target Operasi Camar Maleo sampai Operasi Tinombala.

Saat ditemui, Suwarni terlihat tenang. Namun matanya terlihat memerah menahan tangis, saat Ahmad dan Sugeng memulai perbincangan dengannya. Ia tahu belaka suaminya adalah orang yang paling dicari oleh aparat keamanan, baik Polisi maupun Tentara Nasional Indonesia.

Ada keterangan menarik yang sempat Ahmad catat dari pertemuan itu. Ini soal aktifnya dirinya berkomunikasi dengan Santoso.

“Saya terakhir kali dihubungi melalui telepon oleh Suami saya Desember 2015. Saat itu Suami saya langsung bicara tanpa perantara,” tutur Suwarni.