Saat Idul Adha, umat Islam melaksanakan sholat sunnah dua rakaat yang disebut sholat Id dan mendengarkan khutbah Idul Adha seusai shalat.

Meskipun sholat Id hukumnya sunnah, tetapi sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Setelah sholat Id, biasanya umat Islam akan mendengarkan khutbahIdul Adha yang singkat namun menyentuh hati para jamaah.

Berikut ini, jafarbuaisme.com menyediakan satu naskah khutbah Idul Adha yang bisa dijadikan referensi saat pelaksanaan sholat Idul Adha 1445 Hijriyah..

Tema: Tauhid Aktif Nabi Ibrahim

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه .

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَ النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ منْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ

وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْل رْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا

الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَك مْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنْ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الَهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَّرَ الُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ .

اَللَّهُمَّ صَ لِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ ال ديْنِ .

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلََٰهَ إِلَّا اللُّ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِِلَِّّ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita di pagi yang indah ini bisa berkumpul bersama menikmati hangatnya sinar mentari, dan segarnya udara pagi sambil mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil sebagai ekspresi mengagungkan Ilahi Rabbi, serta melaksanakan shalat sunah dua rakaat Idul Adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Kita bertakbir tanda bersyukur kepada Allah SWT karena telah dipanjangkan usia dan dianugerahi hidup sehat, sehingga bisa mengalami kembali Idul Adha tahun ini. Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat, satu tahun serasa sebulan, sebulan serasa seminggu, dan seminggu serasa sehari.

Betapa singkatnya waktu yang kita rasakan, menunjukkan betapa perjalanan hidup kita demikian cepat. Umur kita semakin pendek, memotong kesempatan berlama-lama tinggal di dunia, dan kuburan yang kita benci semakin mendekat, Allahu Akbar. Pantaslah Allah mengingatkan kita dalam surat Al-Ashr ayat 1-3.

وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلِۡۡنسََٰنَ لَفِي خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصََّٰلِحََٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَ قِ وَ تَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran.”

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Niatkan dalam hati bahwa ibadah di pagi hari ini adalah langkah awal kita memulai perjalanan hidup yang penuh ketaatan dan ketabahan, sebagaimana ketaatan para Nabi dan Shalihin.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Jamaah Id yang berbahagia

Idul Adha adalah saat kita diingatkan kembali kepada riwayat perjalanan seorang Nabi teladan, Nabi yang penuh dengan uswah hasanah, dengan ketekunannya mencari Tuhan pencipta sekaligus pemelihara alam semesta. Dialah , yang dengan daya nalar kritisnya melihat keberadaan alam semesta yang sangat indah dan teratur, tidak mungkin ada tanpa pencipta. Maka setelah pengembaraan pikirannya mencari Tuhan, akhirnya beliau menemukan jawaban seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran;

فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هََٰذَا رَب ي هََٰذَآ أَكۡبَرُُۖ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ قَالَ يََٰقَوۡمِ إِن ي بَرِيٓ ٞ ء ممَّا تُشۡرِكُونَ إِن ي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ

ٱلسَّمََٰوََٰتِ وَٱلَۡرۡضَ حَنِيفٗاُۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِي ن

“Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah Tuhanku, ini lebih besar.' Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.' Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik” (QS al-An'am: 78-79).

Hadirin yang berbahagia,

Keyakinan tauhid Nabi Ibrahim adalah tauhid aktif, yaitu tauhid yang diiringi oleh amal shaleh dan amar makruf nahi munkar. Beliau melaksanakan shalat, zakat, serta berbuat baik kepada sesama manusia. Kepada bapaknya, walaupun berbeda agama, tetap hormat dan bahkan memintakan ampun kepada Allah. Menurut riwayat yang masyhur, Nabi Ibrahim senang memberi makan orang lain, dan setiap makan, selalu ditemani fakir miskin. Inilah manifestasi dari tauhid aktif Nabi Ibrahim.

Sampai pada akhirnya, Allah SWT menguji Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail, sebagaimana yang termaktub dalam surat Ash-Shaffat ayat 102-106:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يََٰبُنَيَّ إِن يٓ أَرَىَٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَن يٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىَٰۚ قَالَ يََٰأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللُّهُ

مِنَ ٱلصَّابِرِينَ فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ وَنََٰدَيۡنَٰهُ أَن يََٰإِبۡرَٰهِيمُ قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَٓاۚ إِنَّا كَذََٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ إِنَّ هََٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلََٰٓءُ ٱلۡمُبِينُ

“Ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.' Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabarannya). Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim! Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.' Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS Ash-Shaffat: 102-106).

Demikianlah gambaran ketaatan Nabi Ibrahim yang patut kita contoh dalam mengarungi kehidupan sehari-hari.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَِّ الْحَمْدُ

Hadirin yang berbahagia

Pada akhirnya, marilah kita jadikan semangat Idul Adha ini sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan cara mengikuti jejak keteladanan Nabi Ibrahim AS yang senantiasa tunduk patuh kepada Allah dalam segala hal. Dengan demikian, kita akan mendapatkan ridha Allah dan kehidupan yang damai serta tentram.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk tetap teguh di jalan-Nya.

آمين آمين آمين يَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Khutbah II

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ، وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرَ الْفَاتِحِيْنَ، وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرَ الْغَافِرِيْنَ، وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرَ الرَّازِقِيْنَ، وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْقُرْآنِ سُعَدَاءَ، وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِكَ مُسْتَمْسِكِيْنَ، وَعَلَى الصَّلاَةِ دَائِمِيْنَ، وَبِالْحَلاَلِ قَانِعِيْنَ، وَبِالْحَرَامِ عَافِيْنَ، وَعَنِ النَّارِ مُبْعَدِيْنَ، وَفِي الْجَنَّةِ مَعَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم مُنَعَّمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اْجْعَلْنَا مِمَّنْ يَتَزَكَّى، وَذَكِّرْنَا فَهِيِ الْمَوعِظَةُ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

أَقِمِ الصَّلَاةَ، إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Demikian contoh naskah khutbah Idul Adha. Semoga naskah khutbah Idul Adha ini dapat membantu pada da'i di mana saja berada. Insya Allah. ***