Sebanyak 400 kepala keluarga korban kebakaran di Baolan, Tolitoli, Sulawesi Tengah kini ditampung di tenda-tenda darurat yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kepolisian Resor setempat. Bantuan sandang,  pangan serta perlengkapan perempuan, bayi, anak-anak dan manusia lanjut usia terus diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Sementara Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tolitoli terus melakukan penyelidikan penyebab kebakaran ini.

Tengoklah lokasi pengungsian korban kebakaran  dari Kelurahan Sidoarjo, Baolan, Tolitoli, Sulawesi Tengah ini. Mereka terpaksa harus rela ditampung di hunian sementara yang dibangun BPBD dan Polres setempat. Jaraknya tak berjauhan dengan lokasi kebakaran. Untuk kebutuhan makan telah disiapkan pula dapur umum dan untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus telah disiapkan pula toilet bergerak. Mereka dilayani oleh Taruna Siaga Bencana dan Satuan Polisi Pamong Praja setempat.

Memenuhi kebutuhan pangan warga, Dinas Sosial Tolitoli dan Badan Usaha Logistik Sub Divisi Regional III Tolitoli menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah, sedangkan pangan penunjang lainnya disiapkan BPBD.

“Yang kami lakukan berikutnya adalah pemenuhan sandan, pakaian dari korban. Ini kan tinggal baju di badan. Sudah ada instruksi Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah dan kita sudah melakukan pengumpulan dari masyarakat dan Pemda juga sudah membeli pakaian dalam dan alat-alat rumah tangga,  kebutuhan dasar, sikat gigi, susu, pampers dan lain-lain. Kita juga sudah mendata kelompok rentan, ibu-ibu hamil, lansia dan penyandang disabilitas,” kata Vidya Putra, Sekretaris BPBD Tolitoli.

Saat ini ada pula dua orang warga yang memilih tinggal menetap di bagian bangunan rumahnya yang masih tersisa dan bisa ditempati. Salah satunya adalah Adam Jumadil.

“Sebelah itu bahaya tadi malam. Saya masih ada yang tersisa, tapi yang kami dapat cuma belakang rumah ini. Saat kejadian kebakaran saya di sini ini. Sudah tidur. Anak-anak yang kasih bangun saya,” tutut lelaki berusia 67 tahun ini.

Sementara itu, Unit Identifikasi Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tolitoli tengah melakukan penyelidikan atas peristiwa kebakaran hebat ini.

“Kami perlu sampaikan dari Polres Tolitoli akan melaksanakan trauma healing untuk memberikan hiburan bagi masyarakat terdampak baik anak-anak maupun dewasa. Selanjutnya terkait kebakaran tersebut masih dalam penanganan Unit Identifikasi Satreskrim Tolitoli untuk melakukan olah tempat kejadian perkara,” jelas AKP Moh. Rizal Hi. Bandi, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Tolitoli.

Seperti diketahui kebakaran hebat terjadi di Kompleks Pelabuhan Dede, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Peristiwa ini terjadi Minggu, 2 februari 2020 malam hingga dinihari. Seorang warga bernama Saleh berusia 50 tahun dilaporkan menjadi korban kebakaran ini.
 
Polres Tolitoli mendata sebanyak 385 rumah warga ludes terbakar dalam kejadian Minggu malam tersebut. Kebakaran tersebut terjadi di permukiman padat di Kelurahan Sidoarjo, Kecamatan Baolan, Tolitoli.

Sejumlah wilayah Kelurahan di Kecamatan Baolan tercatat rentan pada kebakaran massif. Padatnya permukiman dan sulitnya akses menjadi masalah saat kebakaran terjadi. Api dengan mudah cepat menjalar, sementara mobil pemadam kebakaran terbatas.

Bayangkan saja, untuk daerah yang menjadi langganan kebakaran, mulai kebakaran lahan perkebunan hingga permukiman, mobil pemadam dinas terkait cuma 1 unit berfungsi maksimal. Olehnya saat kebakaran di Kelurahan Sidoarjo, mobil damkar dari Bandar Udara Lalos diterjunkan. Sisanya, mobil water canon milik Polres Tolitoli, lalu mobil tanki air milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perusahaan Daerah Air Minum.

Sistem perpipaan air juga tak mendukung gerak cepat pemadam kebakaran. Hydrant yang berguna untuk mempercepat pengisian tanki pemadam juga tak tersedia memadai.

Pemerintah Kabupaten Tolitoli semestinya memerhatikan soal itu. Selain banjir yang kerap bertandang, kebakaran juga jadi tamu rutin yang datang tanpa diundang. ***