Di balik seragam cokelat yang dikenakannya, tersimpan hati yang penuh kepedulian. Itulah yang tercermin dari sosok Bripka Abd Harik, Bhabinkamtibmas Desa Bambasiang yang bertugas di Polsek Tomini. Senin, 22 September 2025, ia menjadi saksi sekaligus pahlawan bagi seorang warga Dusun Buloli, Desa Bambasiang, Kecamatan Palasa, yang tengah berjuang melawan sakit.

Kondisi geografis Dusun Buloli memang tidak mudah. Letaknya yang terpencil membuat akses jalan menuju fasilitas kesehatan sangat terbatas. Jalanan setapak yang terjal dan licin hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Sementara itu, seorang warga di dusun tersebut mengalami sakit parah dan tidak lagi mampu berjalan sendiri.

BACA INI JUGA:  35 Investor Dunia Kuatir 'UU Cilaka' Hambat Investasi di Indonesia.

Melihat kondisi itu, Bripka Abd Harik tidak berpikir panjang. Ia berinisiatif membuat usungan sederhana dari kain. Dengan penuh keikhlasan, ia bersama warga setempat memikul pasien tersebut, langkah demi langkah, menuruni jalur pedalaman yang sulit.

Perjalanan itu bukan perjalanan singkat. Empat jam lamanya mereka berjalan, melewati jalan curam, hutan kecil, serta rintangan yang membuat tubuh semakin letih. Namun, semangat tak pernah surut. Di setiap langkah, yang ada hanya satu tekad: menyelamatkan nyawa seorang warga agar segera mendapat perawatan medis di puskesmas terdekat.

BACA INI JUGA:  Nenek Bawa Expander Tabrak Angkot di Sukabumi

Keringat bercucuran, tubuh terasa lelah, namun hati tetap teguh. Bripka Abd Harik menunjukkan bahwa pengabdian seorang anggota Polri bukan hanya menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga hadir sebagai sahabat, keluarga, bahkan penolong bagi masyarakat yang membutuhkan.

BACA INI JUGA:  Ini Laporan Resmi Kerugian dari Kebakaran Pasar Inpres Manonda Palu

Aksi kemanusiaan Bripka Abd Harik ini mendapat apresiasi mendalam dari warga sekitar. Mereka merasa bangga memiliki sosok Bhabinkamtibmas yang selalu ada di tengah-tengah masyarakat, siap membantu dalam kondisi apa pun, meski harus mengorbankan tenaga, waktu, bahkan keselamatan diri.

Kisah ini menjadi pengingat, bahwa tugas seorang polisi tidak sekadar berdiri di persimpangan jalan atau mengatur lalu lintas, tetapi juga berlari menembus medan berat, memikul beban, dan menaruh hati demi keselamatan orang lain.