Jumlah total kematian akibat pandemi virus Corona secara global telah melampaui 5,7 juta orang. Varian baru terus lahir. Sekarang Omicron. Lalu ada ada turunannya; Son of Omicron.
Dan di Bandung, di Mall Festival Citylink, Selasa (01/02/2022) lalu ratusan atau mungkin seribuan orang berkerumun. Mereka meramaikan acara Barongsai di perayaan Imlek 2537 Kongzili. Mereka berdesakan.
Lalu keesokan harinya, Rabu (2/2/2022) di Pasar Porsea, Toba, Sumatera Utara lagi-lagi orang berkerumunan dan berdesakan pula. Rupanya, Presiden Jokowi tengah membagi-bagi kaus seperti kebiasaannya.
Dua tahun sebelumnya, tepatnya Selasa, (10/11/2020) massa pengikut Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab memenuhi Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Mereka menjemput kedatangan Imam mereka setelah lama berada di Mekkah, Arab Saudi. Mereka berkerumunan dalam jumlah luar biasa.
Tak cukup sampai di situ, kerumunan massa terjadi lagi saat perayaan Maulid Nabi SAW dan resepsi pernikahan putri Habib Riziq di Petamburan pada Sabtu (14/11/2020).
Hasilnya, Imam Besar FPI itu didenda Rp50 juta. Ia menjadi tersangka pelanggaran protokol kesehatan, lalu terdakwa. Ia pun divbui 8 bulan lamanya. Begitu pun Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudy Sufahriadi dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana harus terjungkal dari jabatannya.
Saat kasus Habib Rizieq mencuat, para buzzeRp, penyokong rezim dan pejabat pemerintah terkait lainnya, ramai-ramai mengecamnya.
Sekarang, sepertinya mereka memilih berdiam diri. Cenderung tak bereaksi. Oh, sungguh kita keranjingan memakai pisau nan bermata dua. Bila kawan, matanya tumpul tak punya tuah. Bila lawan, barulah tajam dan mengiris.
Kita hidup di zaman penuh anomali. Semuanya serba aneh. Aturan dijalankan seenak diri sendiri. Bila merugikan sekutu, didiamkan. Bila dapat mencederai musuh, ditegakkan.
Di zaman ini, menjadi benar adalah sesuatu yang aneh. Dan menjadi aneh adalah hal yang dapat menguntungkan. Pertanyaannya, sampai kapan kita akan begini?