• Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
Tuesday, 28 March 2023
JafarBua
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
No Result
View All Result

Tsunami Sampah Visual di Kota Palu, Cast le Vie?

Saturday, 18 March 2023
in Bir Fincan Kahve
4 min read
5 0
6
SHARES
10
VIEWS

Oleh: Ibnu Mundzir*

Kalaulah ditanya, apa yang paling menandakan beradabnya suatu kota? Maka jawabnya akan sangat beragam, tergantung perspektif kemampuan dan kecendrungan serta latar belakang individu. Namun kesemuanya akan meruncing pada kesepakatan yaitu keberadaban suatu kota ditunjukan dari kemampuan kota tersebut memenuhi rasa keamanan dan kenyamanan serta pengedepanan estetika kota untuk dapat dirasakan layanannya oleh sebagian besar masyarakat penghuni kota tersebut. 

Dari aspek kota, saat ini, hampir seluruh kota di Indonesia telah dibanjiri oleh paparan iklan luar ruang yang nyaris memenuhi seluruh space ruang strategis yang ada di kota tersebut. Tak salah bila kita menyebutnya sebagai sampah visual. Dari perspektif masa lalu, hal ini mungkin belum menjadi masalah, namun saat ini serbuan iklan luar ruang tersebut sudah mulai menjenuhkan ruang yang ada, keberadaannya telah membajak ruang terbuka milik masyarakat, entahlah untuk masa yang akan datang, kayaknya pengaturan untuk fenomena tersebut sudah seharusnya diantisipasi sedari awal, agar keberadaannya tidak malah menjadikan kota sebagai ajang vandalisme brutal yang disetting oleh tangan besi pasar industri periklanan.

Seorang pemerhati kota, bernama Spiro Kostof (1991), dalam bukunya City Shaped: Urban Pattern and Meanings Trought History, mengemukakan pentingnya untuk mengatur segala ornamen kota termaksud iklan luar ruang (agar tak menjadi sampah visual), sebab menurutnya bahwa keberadaan kota adalah tujuan dan kenangan terakhir dari perjuangan dan kemuliaan kita, sebab kota sesungguhnya adalah kebanggaan masa lalu untuk dipamerkan serta merupakan bentuk harapan masa depan untuk dicapai.  

Bentuk wajah kota akan selalu senantiasa berubah dan bentuk akhirnya akan  mencerminkan karakter budaya, politik, sosial ekonomi yang dianut oleh masyarakatnya.  Hal inilah yang mendasari keprihatian kita semua bahwa jika keberadaan iklan luar ruang yang ada tidak diatur seacara baik, maka kesan sebagai kota yang prokapitalis untuk Kota Palu akan tergambar dari begitu banyaknya baliho raksasa di setiap jalan utama dan sudut ruang publik di Kota Palu.

Pengaturan Ruang yang Baik  

Bahwa keberadaan iklan luar ruang ada manfaatnya, hal itu tidak ada yang memungkirinya, namun  jika keberadaanya telah diletakan tanpa aturan atau sesuai selera para investor periklanan, maka hanya akan menjadi limbah visual kota. Sehingga  perlu diatur bahwa sebaiknya iklan luar ruang tidak diletakan secara serampangan di tempat-tempat seperti taman, rambu lalu lintas, median jalan, trotoar rumah ibadah dan sarana pendidikan.

Kesadaran bahwa semakin minim sampah visual ditebarkan di ruang publik, maka kota itu semakin berbudaya, apalagi jika mencermati kondisi sekitar kita bahwa jika akan dilaksanakan perhelatan pemilihan umum, maka keberadaan iklan politik di ruang publik sudah cenderung menjadi teroris visual, padahal itulah yang menjadi sebab penyakit di masyarakat kita, yang menggerogoti kesadaran imaginasinya. 

Karya kreatif yang dibuat secara susah payah oleh kawan dari disain grafis, ketika telah selesai dibuat, tapi karena salah dalam peletakannya maka cenderung hanya akan menjadi sampah visual. Sesunguhnya para pengusaha jasa advertising yang ada,  harus diarahkan untuk taat dimana tempat mereka bisa meletakan baliho yang akan dibangun, dan itu harus diarahkan oleh pemerintah, sebagai pihak yang memiliki otoritas pengaturan ornamen kota.

BacaJuga

Sek Bappeda Palu: Warga Adalah Aktor Utama Penataan Kawasan

Moment of Truth, Kota Palu Pasca Bencana

Melindungi image kota adalah tanggung jawab semua pihak, jangan sampai terjadi image masyarakat di komudifikasi untuk di jual dengan cara yang murah, masyarakat terus diterpa oleh iklan kemoderenan dengan seolah meninggalkan ciri khas  kedaerahanannya, sehingga tanpa sadar menjadi orang asing di negerinya sendiri.

Sudah saatnya semua pihak peduli untuk masalah iklan luar ruang ini, baik legislatif maupun eksekutif, keberadaan rontek dan baliho faktanya telah menyerang masuk sampai perkantoran, kampus pendidikan dan ruang publik lainnya, sehinga seolah tanpa henti meneror imaginasi masyarakat. 

Kita berkeyakinan bahwa tidak bisa ditolerir atas nama ekonomi bergerak semuanya dihalalkan, pohon yang harusnya hidup dengan baik, juga dirambah digunakan dengan menancap rontek dan baliho iklan produk.  Bayangkan saja, di Taman Vatulemo, ada satu pohon terdapat sekitar 15-20 paku yang tertanam dan tidak bisa dicabut.

Sesunguhnya, saya atau juga Anda bukan kontra pada keberadaan iklan luar ruang, sebab sadar bahwa di tempat itu pula banyak orang yang mencari nahkah hidupnya, tapi juga sadar bahwa keberadaannya pun harus ditata, melalui master plan iklan luar ruang, dan selanjutnya dapat diteruskan membuat Perda iklan luar ruang. Beberapa hari yang lalu kita baca di media sosial bahwa Kota Bandung akan mulai melakukan penabangan baliho iklan luar ruang yang dianggap melanggar aturan yang ada.

Sebab harus dipahami bahwa ruang publik bukan hanya milik para pelaku advertising saja namun juga adalah milik masyarakat. Cuma sayangnya masyarakat sangat permisif dan seolah membiarkan hal itu terjadi. Sehingga perlu suatu gerakan kepedulian bersama, bahwa ruang publik tidak boleh diprivatisasi.  

Konsep partisipatori dan keikutsertaan masyarakat dalam pengaturan iklan ruang ruang, sesungguhnya membutuhkan kearifan semua pihak, hal ini untuk mewujudkan genius loci yang pada akhirnya akan mengarah pada ekspresi roh (spirit) dan citra (image) identitas (identity), menjadi lebih baik dan bermartabat.

Mengutip pernyataan Lewis Munford (1961) dalam City and History, bahwa siapa yang menguasai kota maka dia menguasai kekuasaan dan peradaban, tentu kita semua tidak menginginkan Kota Palu yang kita cintai ini, dikuasai dan banjiri oleh terpaan arus  besar kapitalis pasar secara massif dan banal, wallahu alam. ***

*Birokrat Muda yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palu

Catatan: Advertising; Periklanan adalah praktik dan teknik yang digunakan untuk menarik perhatian pada suatu produk atau layanan, Genius loci merupakan kecerdasan lokal yang dibangun manusia berdasarkan pengalaman emosionalnya terhadap ruang fisik di lingkungannya, rontek adalah spanduk berukuran mini sekitar 50 senti kali 100 senti yang dipasang di pohon dan tiang-tiang di pinggir jalan, dan banal bermakna kasar (tidak elok); biasa sekali.

Baca jafarbuaisme.com di Google News.

Next Post
Mossad, Badan Intelijen Israel

How Does Mossad, Israel's Intelligence Service Work?

About CIA, US Intelligence Agency

About CIA, US Intelligence Agency

BIN

What is BIN, Our State Intelligence Agency

Discussion about this post

Highlight

  • Lifestyle
Calon Bintara Polri
Breaking News

Kapolri Minta Polisi Calo Penerimaan Bintara di Polda Jateng Dipecat, Bagaimana Kasus di Polda Sulteng?

by Jafar Bua
Sunday, 19 March 2023
0

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Polda Jateng untuk menindak tegas 5 oknumnya yang terlibat kasus suap penerimaan calon Bintara....

Read more
Vladimir Putin

An Arrest Warrant for Putin was Issued on Charges of War Crime

Saturday, 18 March 2023
GDDI Vietnam

GDDI, Intellegence Agency in Vietnam

Saturday, 18 March 2023
Brunei Intellegencen Service

The Internal Security Department, This is Brunei Intelligence Agency

Saturday, 18 March 2023
SIS Singapore

SIS or SID, The Singapore Intelligence Service

Saturday, 18 March 2023

About Me

JafarBua

JAFAR BUA

Blogger & Traveler

JAFARBUAISME. Ini dapat dibaca sebagai Jafar Bua is Me; Jafar Bua adalah saya. Anda bisa pula membacanya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan saya, Jafar Bua sebagai pribadi. Itu mencakup pikiran, gagasan, tulisan, sajak, foto, coretan atau apapun tentang saya. Bahkan bisa pula igauan dan mimpi saya

Jafarbuaisme cuma sekadar catatan-catatan saya di waktu senggang dalam pelbagai bentuk.

JAFAR BUA

NETWORKING

KABAR LUWUK

Popular

  • Foto Christine Lee Silawan Meninggal No Sensor Viral di TikTok dan Instagram, Begini Kondisinya

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Kisah Mistis dari Parigi: Kalomba, Si Siluman Kambing

    16141 shares
    Share 16137 Tweet 2
  • Kartu Sulteng Sejahtera Bukan Syarat Penerima BLT Rp1 juta per Keluarga

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Dua Teroris Poso, Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tertembak Mati

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Satgas Madago Raya Minta Keluarga Bujuk Ali Kalora, dkk Turun Gunung

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Setelah Menghilang Dokter Faisal Akhirnya Ditemukan di Paleleh

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • MIT Berulah Lagi, 2 Warga Lembah Napu Tewas Digorok

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Mau Tampilan Layar Komputer Mirip Hacker? Begini Caranya!

    6 shares
    Share 2 Tweet 2

  • About Me

© Copyright 2019 JAFARBUAISME , Designed & Developed by ALFATWA Multimedia.

No Result
View All Result
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me

© 2019 JafarBuaIsMe - Designed and Developed by Alfatwa Multimedia.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In