Bos dan Tesla Inc menjadi pembicara di forum Summit di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Ia mengenakan baju . Batik khas Donggala.

Batik Bomba Donggala untuk Boss Twitter itu dikirimkan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk itu mengawali diskusi tersebut dengan mengucapkan terima kasih kepada Elon Musk, Boss Twitter itu yang bersedia mengenakan batik Bomba dari Sulawesi Tengah.

“Kami mengirimkan itu sejauh 15 ribu kilometer melinatsi Bumi,” ujar Anindya yang mengenakan batik serupa.

Lagu Buya Bomba

Ternyata Batik Bomba yang berbahan dasar Buya Bomba atau Buya Sabe itu ada lagunya loh. Judulnya Buya Sabe.

Itu adalah lagu gubahan mendiang komponis, penggubah lagu dan koreografer Hasan Bahasyuan (1930 – 1987).

Lagunya ini menjadi serupa prasasti yang mengabadikan kejayaan Tenun Donggala kala itu.

Buya Sabe secara harafiah berarti Sarung Sutra. Itu nama umum buat Sarung Tenun Donggala.

Ada pula mengenalnya sebagai Buya Bomba. Ia menyebut Wani di Tavaeli dalam lagunya itu.

Tempo itu daerah ini memang menjadi salah satu sentra produksi sarung tenun tradisional itu, selain Donggala.

Menenun Sarung Donggala bukan cuma urusan ekonomi belaka, ia juga memelihara tradisi dan menjaga warisan budaya.

Kala itu, Buya Sabe hanya dipakai di saat gelaran ritual adat. Tak sembarang orang bisa memakainya.

Ia dipakai Para Maradika atau Madika, bangsawan Kaili di masa itu.

Selain dipakai langsung, sarung tenun ini juga menjadi seserahan saat melamar anak gadis dari orang tuanya. Salah satu jenis Buya Sabe atau Bomba yang tinggi nilainya adalah Buya Subi. Ini adalah sarung tenun sutra dengan tambahan benang emas.

Mendiang Ma'ani, nenenda saya yang berayah lelaki Bugis asal Bone dan beribu perempuan asal Parigi di masa kecil saya punya banyak koleksi sarung tenun ini.

Sarungnya itu keluar dari almari saat upacara perkawinan atau ritual adat lainnya. Banyak corak dan motifnya dengan beragam warna pula.

Saya mengingat ia paling menyukai sarung berwarna hijau dan merah muda. Motifnya berbetuk Bunga Mawar.

Adapula yang dikenal sebagai Palaekat, ini kombinasi Buya Subi dan Buya Bomba. Dibuat dari benang sutra dan ada pula yang memakai benang katun. Umumnya Bomba bermotif bunga. Komposisinya geometrik. Komposisi motifnya disusun secara diagonal.

Di Donggala, sentra kerajinannya dapat kita temui di desa Salubomba, Towale, Watusampu, Tosale, Kolakola, Limboro, Kabonga Kecil dan Loli.

Di masa kejayaannya, beragam varian sarung tenun ini menjadi souvenir wajib buat para tamu yang datang ke daerah ini. Tak lengkap rasanya ke Sulawesi Tengah bila tak membawa ole-ole sarung ini saat kembali. Tak lengkap pula busana perempuan bila tak menyertakan sarung tenun Donggala dalam setelannya.

Sayangnya, ketiadaan bahan baku, juga sebab memudarnya semangat para penenun lantaran adanya alat tenun mesin yang lebih cepat proses produksinya, membuat Buya Sabe mulai tergerus. Ditambah lagi para remaja perempuan tak lagi tertarik mempelajari tenun tradisional ini.

Lirik Lagu Buya Sabe

Nah, berikut ini lirik lagu Buya Sabe.

Buya Sabe

Buya Sabe Kami To Kaili
Buya Pontanu Randa ri Tavaili
Natolelemo tona nombasani
Buya Pontanu randa ri vani

Ane komiu mosumomba
kana rakeni buya bomba
maumo komiu ri ngata ntona
kana kami ra tora-tora

kana ra'ali mau aga sabala
buya sangana sarung donggala
ane raelo buya nipobalu

kakavamo ranga si kami ri palu

Ane komiu mosumomba
kana rakeni buya bomba
maumo komiu ri ngata ntona
kana kami ra tora-tora

https://youtu.be/WWQjYRAQbNk

Baca berita-berita terbaru jafarbuaisme.com di Google News.