RAKSASA teknologi Facebook mendapat kecaman sejumlah pengamat dan tokoh politik. Industri teknologi ciptaan Mark Zuckerberg dinilai menjilat dirinya sendiri ke China dan membekap kebebasan berbicara. Sebab Facebook menyensor semua informasi dan dugaan bahwa virus Covid-19 adalah buatan manusia yang bocor dari laboratorium Wuhan, China seperti dirilis Mail Online Kamis(27/5/2021).

Namun sensor itu segera dibatalkan beberapa jam kemudian menyusul perintah Presiden Amerika, Joe Biden kepada CIA untuk menyelidiki apakah virus itu berasal laboratorium Wuhan atau bukan. Kritikus mencap perilaku Facebook yang plin plan itu ‘hina’ dan memohon mereka untuk menghormati kebebasan berbicara daripada ‘menjilat’ ke negara China, yang telah melarang situs itu tetapi tetap menjadi pasar iklan senilai USD 5 miliar per tahun.

Semula Facebook menghentikan semua informasi yang mengatakan bahwa corona bocor dari laboratorium Wuhan tahun lalu. Mereka menuding itu sebagai teori konspirasi setelah disebutkan oleh Donald Trump.

Anggota Parlemen Konservatif Inggris Peter Bone bahkan dengan sinis menyatakan bahwa Facebook bukanlah media platform yang terbuka bagi orang-orang untuk menyampaikan pandangannya. “Bagi saya, ini adalah platform terbuka bagi orang-orang untuk memberikan pandangan mereka selama mereka setuju dengan Facebook,” sinisnya seperti dilansir Mailonline (27/5/2021).

“Keputusan mereka (Facebook) itu berdasarkan politik bukan pada prinsip. Jika itu populer di kalangan elit liberal, itu bisa dijalankan. Jika elit liberal yang mengatakan itu pasti baik-baik saja, tetapi jika Presiden Trump yang mengatakan itu pasti mengerikan,” tandasnya lagi.

Sebenarnya kata dia, apa yang dikatakan Joe Bidan soal virus ini persis yang dikatakan Trump. Tetapi Trump oleh Facebook tidak diizinkan untuk mengatakan itu. Lalu diperbolehkan ketika Joe Biden yang mengatakan hal serupa, sebab Joe Biden disukai banyak orang di Facebook.

Pada Februari, Facebook memutuskan akan menghapus semua posting yang mengklaim bahwa virus corona adalah ‘buatan manusia’ atau bahwa virus itu ‘dibuat oleh individu, pemerintah atau negara. Facebook bahkan mencapnya sebagai ‘informasi yang salah,’ ‘klaim yang dibantah’ yang diperlukan ‘tindakan agresif’ dari moderator.

Tapi hari ini raksasa teknologi itu membatalkan larangan penggunanya untuk membahas teori tersebut, hanya beberapa jam setelah Presiden Biden memerintahkan badan intelijennya untuk meluncurkan penyelidikan apakah itu buatan manusia, dan melaporkan kembali dalam 90 hari.

Facebook menyatakan, “Mengingat penyelidikan yang sedang berlangsung tentang asal-usul COVID-19 dan dengan berkonsultasi dengan pakar kesehatan masyarakat, kami tidak akan lagi menghapus klaim bahwa COVID-19 adalah buatan manusia atau dibuat dari aplikasi kami,” kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog di hari Rabu.

“Kami terus bekerja dengan pakar kesehatan untuk mengimbangi sifat pandemi yang terus berkembang dan secara teratur memperbarui kebijakan kami saat fakta dan tren baru muncul.”

Amerika melihat teori itu dengan serius, yang mengarah ke China yang menyerang ‘sejarah kelam’ komunitas intelijen AS setelah penyelidikan Presiden Biden diumumkan.

Anggota parlemen Tory Bob Seely mengatakan kepada Mail Online bahwa perilaku Facebook ‘hina’. Dia berharap Facebook menghormati kebebasan berbicara daripada ‘menjilat’ diri mereka sendiri dengan negara-negara seperti China.

“Saya pikir itu benar-benar hina dan itu menunjukkan komitmen mereka terhadap demokrasi adalah lapisan yang sangat tipis di atas kepentingan komersial mereka. Begitu banyak perusahaan teknologi besar menunjukkan warna mereka yang sebenarnya dan terus terang sangat jelek,”katanya. ***