Ketua Mapala Sagarmatha, Muhammad Rifai menyampaikan bahwa Mohammad Faizal (23), yang mangkat pasca pendakian Gunung Tambusisi (2.422 mdpl) akan dimakamkan di tanah kelahiranya di Sioyong, Dampelas, Donggala.

“Saat ini jenazah masih dalam persiapan pemberangkatan usai diotopsi Puskesmas Tamboyali, Soyo Jaya,” jelas dia.

Sebelumnya, laporan Tim SAR Mapala Sagarmatha dan Mapatala Untad, pada Jumat, 10 Juli 2020 sekitar pukul 07.45, warga setempat mengabarkan melihat sesosok jasad di pintu air bendungan. Tim SAR Gabungan yang berasal dari Tim Rescue Unit Siaga SAR Morowali, Kepolisian Sektor Soyojaya, Koramil, Satpol PP, BPBD setempat, Tagana, Mapala Sarmatha, Mapatala Untad, KPA Anak Alam setempat dibantu warga kemudian mengevakuasi jasad korban.

Seperti diberitakan Faizal, anggota Mahasiswa Pecinta Alam, Sagarmatha itu mendaki bersama 6 pendaki lainnya.

Dari kesaksian Alif Hidayat, salah seorang pendaki yang selamat bahwa mereka awalnya berjumlah 6 orang. Mereka terdiri dari 5 orang anggota biasa dan 1 orang anggota muda Mapala Sagarmatha. Tim pendakian berangkat pada Senin,29 juni 2020 dan tiba di Desa Lembasemara, Soyojaya, Morowali Utara pada 30 Juni 2020. Di sana Mohammad Hayu, pendaki lainnya bergabung. Total pendaki menjadi 7 orang. Mereka kemudian memulai pendakian pada 1 Juli 2020.

“Saat itu kami sudah berada di area tanpa jaringan seluler. Kami baru bisa berkomunikasi lagi pada 7 Juli 2020, sehari setelah Faisal hilang,” kisah Alif.

Kemudian, Alif mengimbuhi pada Senin, 6 Juli 2020 petang, seluruh peserta pendakian sudah turun dari puncak Gunung Tambusisi menuju Desa Sumara Jaya, Soyojaya, Morowali Utara. Lalu, sebelum Pos 2 Tambusisi, korban berjalan sendiri lebih dulu di depan sehingga terpisah dari tim.

“Karena khawatir kami kemudian membentuk dua tim untuk memastikan posisi Faisal. Tim A, saya, Mohammad Ali Akbar, Farel Hidayat. Kemudian Tim B, Ibrahim, Munawan, Mohammad Hayu. Kami di Tim A kemudian berjalan cepat menyusul Faisal. Namun sampai di tepi sungai Faisal tidak kami temukan,” tutur Alif, seperti kutipan laporannya di Whatsapp Group ‘Senior Sagarmatha’.

Tim A kemudian menaruh pikiran bahwa Faisal mungkin sudah sampai di Desa Sumara Jaya. Tim A kemudian menyusul sampai ke desa dan ternyata Faisal juga belum ditemukan. Sementara itu Tim B terjebak di Pos 2 Tambusisi karena tak dapat menyebrangi sungai.

Lalu, pada Selasa, 7 juli 2020, Tim A bersama warga Lembassemara kembali menuju ke Pos 2 menemui Tim B dengan harapan Faisal ditemukan oleh Tim B. Namun saat itu, sungai masih meluap sehingga tak bisa diseberangi. Akhirnya, mereka berinisiatif melakukan pencarian di sekitar lokasi terdekat. Namun mereka hanya menemukan carrier miliknya di jalur irigasi. ***