https://youtu.be/RM1X9Fdo1-Q

Tak cuma mahasiswa dan polisi yang terdampak akibat ricuhnya demonstrasi penolakan Omnibus Law Cilaka pada Kamis, 8 Oktober 2020 lalu. Salah seorang pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulteng, Mohammad Rum Bunyamin, 31 Tahun, menjadi korban pemukulan oleh Polisi yang berusaha mengejar mahasiswa hingga masuk ke halaman Kantor Dinas ESDM.

Sesuai kronologis yang dikirimkan oleh korban, saat itu sejumlah pegawai melihat keributan yang meluas hingga ke halaman kantor Dinas ESDM Sulteng. Mereka kemudian keluar utk meminta kepada massa aksi untuk tidak melakukan pelemparan batu dari halaman kantornya.

Namun mahasiswa yang sudah masuk hingga ke halaman melempar polisi dengan batu, akhirnya polisi merangsek masuk melalui pintu kanan kantor Dinas ESDM yang terkunci. Mereka mengejar dan menangkap para pendemo.

Korban Mohammad Rum Bunyamin saat itu berdiri di halaman kantor mengenakan jaket hitam dan menggunakan masker langsung dipukuli oleh salah seorang polisi. Polisi lainnya juga melakukan pemukulan tanpa bertanya terlebih dahulu.

Rekan-rekan korban yang saat itu melihat Rum dipukuli polisi dengan membabi buta mencoba menghalangi. Mereka menjelaskan dan menghalangi para polisi agar tidak terus melakukan pemukulan karena dia bukan pendemo tapi pegawai di kantor ESDM.

Tapi teriakan rekan-rekan korban tak diindahkan Polisi. Ada pula beberapa anggota Polisi lain yang berusaha menghentikan aksi pemukulan itu, namun tak berhasil. Mereka terus memukul dan kemudian menyeret korban sampai terjatuh. Bahkan salah seorang rekan korban yang berusaha menghalangi polisi dipukuli pula.

“Telinga saya sempat mengeluarkan darah ketika dipukuli,” kata Rum pada jafarbuaisme.com.

Pihak ESDM dan korban sudah melakukan visum et repertum pada kesempatan pertama. Belum diketahui pasti apakah kasus ini akan berlanjut terus ke ranah hukum atau berakhir dengan perdamaian. ***