Nama latinnya; Momordica charantia. Cantik. Seperti panggilan gadis perawan. Tapi rasanya tak manis seperti jambu air. Di lidah terasa pahit getir. Tapi siapa sangka manfaatnya manis belaka.

Di Sulawesi kita mengenalnya sebagai Paria, Poya atau Pudi. Di Jawa disebut Pare atau Pepareh. Di Sumatera dikenal sebagai Prieu, Fori atau Kambeh. Lalu di Nusa Tenggara disebut orang dengan nama Paya, Paitap atau Paliak. Beragam nama sesuai Bahasa Ibu masing-masing daerah. 

Ternyata di balik rasanya yang tak enak di lidah, banyak manfaat yang dikandungnya. Simak beberapa di antaranya.

1. Meningkatkan daya tahan tubuh

Meski pahit, ternyata Paria mengandung vitamin C. Seperti kita ketahui, vitamin ini diperlukan untuk menambah imunitas atau daya tahan tubuh. Vitamin ini berperan memperkuat imunitas agar tak mudah terserang penyakit dan infeksi lainnya. 

2. Mengurangi gula darah

Dalam sebuah penelitian diketahui, dari 40 orang pengidap diabetes yang mengonsumsi 2 gram pare setiap hari, gula darahnya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ternyata Paria dapat meningkatkan kadar insulin yang diproduksi pankreas. Insulin adalah enzim yang memengaruhi tinggi rendahnya gula darah. 

3. Mengurangi kadar Kolesterol

Meski disebutkan dapat mengurangi kadar kolesterol, penelitiannya baru sebatas pada tikus. Belum dilakukan pada manusia. Namun memang tetua kita sejak dulu mengonsumsi buah dan daun berasa pahit untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

4. Mengurangi berat badan
Ini penting buat mereka yang tengah diet. Kandungan kalori yang rendah dan tingginya serat pada Paria memberikan sensasi mengeyangkan perut bila dikonsumsi. Ini dapat menekan rasa lapar dan nafsu makan. 

5. Menjadikan kulit dan mata menjadi lebih sehat

Paria juga mengandung Vitamin A yang baik untuk mata dan kulit.

Tapi jangan berlebihan ya mengonsumsinya. Bisa-bisa sakit perut atau diare.

Nah, bagaimana agar Paria bisa digemari oleh seisi rumah? Jadikan dia camilan di pagi atau petang hari. Saya menyicipi camilan dari Paria ini kali pertama di sebuah restoran India di bilangan Raffles Place MRT Station, Singapura. Saya langsung tertarik mencobanya

Caranya? Mudah. Kita buat Paria Kriuk-kriuk.

Bahannya; Buah Paria segar, tepung bumbu instan dan sebutir telur. 

Sekarang, mari kita mulai membuatnya. Buah paria segar kita cuci bersih di air mengalir. Lalu kita potong-potong tipis hingga membentuk cincin bila daging buahnya dikeluarkan. 

Kemudian, siapkan adonan tepung bumbu yang dicampur sebutir telur. Kocok-kocok hingga merata. Kemudian Paria yang kita sudah bersihkan tadi kita baluri adonan.

Setelahnya, siapkan wajan, panaskan minyak goreng dengan api sedang. Bila minyak sudah panas, masukkan Paria berbalur tepung bumbu tadi. Goreng hingga menguning. Jangan sampai hangus ya. 

Bila sudah menguning emas, angkat, tiriskan dan siap dinikmati. Bisa dimakan bersama sepiring nasi putih, bisa pula cuma jadi camilan. Makin asyik bila camilan Paria Kriuk-kriuk ini dinikmati bersama secangkir teh atau kopi panas. Waktunya tinggal pilih: Di pagi hari saat mentari perlahan meninggi atau di kala petang bila ia hendak beranjak pulang. ***