Suatu waktu, Nasruddin Hodja berjalan di depan Kantor Perbendaharaan Negara. Ia melihat sejumlah pasukan pengawal kerajaan tengah membangun pagar tinggi mengelilingi gedung kantor itu.

Ia pun bertanya, “apa yang kalian sedang bangun ini?

“Sebuah pagar yang sangat tinggi,” jawab salah seorang di antara mereka.

Nasruddin bertanya lagi, “untuk apa?”

“Itu agar pencuri tidak mencuri apapun di gedung perbendaharaan negara ini,” jawab mereka lagi.

Nasruddin lalu menukas, “itu menjaga pencuri dari luar atau dari dalam gedung kantor ya?!”

Ini sebenarnya praktik umum yang kita lakukan. Membangun pagar tinggi dalam arti sebenarnya maupun kias. Melindungi apapun yang kita punya, tapi kita lupa bahwa bisa saja yang akan mengambilnya itu datangnya dari lingkungan kita sendiri. Kita menghindarkan orang lain mendekati area kekuasaan kita, karena kita takut mereka akan mengambilnya, tapi tiada yang tahu, ada yang didekat kita siap-siap menyalip.

Kita memagar gedung-gedung perbendaharaan negara kita dengan pagar tinggi dan pengamanan berlapis, eh, malah para penjaganya yang mencuri isinya. Wallahu ‘alam bishshawwab. ***

Catatan: Siapa Nasruddin atau Nasreddin ini? Ia dalam Bahasa Turki dipanggil Nasreddin Hoca, atau kita kenal dalam beberapa kisah sebagai Nasruddīn Hodja, adalah seorang sufi satirikal dari Dinasti Seljuk. Ia diyakni hidup dan meninggal pada abad ke-13 di Akshehir, dekat Konya, ibu kota dari Kesultanan Rûm Seljuk, sekarang Turki. Ia dianggap orang banyak sebagai filsuf dan orang bijak.

Nasruddin dikenal akan kisah-kisah dan anekdotnya yang lucu. Ia muncul dalam ribuan cerita, terkadang jenaka dan pintar, terkadang bijak, tetapi sering juga bersikap bodoh atau menjadi bahan lelucon. Setiap kisahnya mengandung humor cerdas dan mendidik. Festival Nasreddin Hodja dirayakan secara internasional antara 5–10 Juli setiap tahun di kota tempat tinggalnya.

Penggalan kisah ini dikutip dari buku Idries Shah, The World of Nasrudin, ISF Publishing, 2003.