Satuan Tugas Operasi Madago Taya terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Apalagi setelah aksi brutal kelompok ini membunuh empat warga Lembah Napu, Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Selasa (11/5/2021).

Wakil Komandan Satuan Tugas Operasi Madago Raya, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf juga mengingatkan agar masyarakat setempat berhenti menjadi pendukung kelompok bersenjata ini. Caranya dengan cara tidak lagi memasok informasi dan logistik lainnya kepada mereka. Itu agar operasi ini dapat segera dituntaskan.

Berbicara di Palu, Sulawesi Tengah, Farid menyatakan bahwa Satgas juga menghadapi para pendukung atau simpatisan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur. Jadi bila ingin operasi segera usai, Komandan Korem 132 Tadulako ini meminta agar dukungan itu dihentikan.

“Kalau bicara kekuatan senjata sebenarnya, selama ini kami tidak pernah mendapatkan info atau fakta adanya pasokan senjata baru. Mereka hanya punya M-16 dan dua revolver. Kemudian peluru-peluru yang kami sita selama ini adalah peluru lama. Jadi dalam hal ini kalau berbicara tentang kekuatan sejata mereka lemah,” beber Farid.

Tentara kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 6 Juli 1969 ini menyatakan pula sembilan anggota kelompok Ali Kalora ini dalam keadan kekurangan makanan dan lainnya.

“Bagi kami sebenarnya mudah melumpuhkan sembilan orang ini bila ditemukan. Kesulitannya adalah mereka dibantu informasi oleh masyarakat. Dibantu pula logistiknya oleh masyarakat yang merupakan simpatisan mereka. Pergerakan pasukan dan informasi lainya mudah mereka ketahui dan bahan makanan mereka pun selalu dipasok oleh simpatisan,” aku mantan Komandan Korem 162 Wira Bakti Mataram ini.

Menurutnya, hal itu adalah persoalan penting. Olehnya ia mengimbau masyarakat, bila ingin kalau operasi ini selesai, untuk menghentikan pasokan logistik dan informasi kepada kelompok itu.

“Kalau mereka tidak disupport dengan informasi dan logistik, mereka di atas akan kelaparan sehingga dengan mudah mereka dilumpukan. Lalu dibawa untuk diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di negara kita,” sebutnya.

Ia pun secara khusus meminta keluarga membujuk Ali Kalora dan kelompoknya yang rata-rata warga Poso agar turun gunung dan menyerah. Itu agar Ali, dkk bisa kembali menjalani proses hukum yang adil.

“Kami meminta agar keluarga membujuk Ali Kalora dan kawan-kawan untuk turun gunung dan menyerah, sebelum diambil tindakan tegas dan terukur kepada mereka. Bila mereka mau menyerahkan diri dengan baik-baik, kita akan memproses mereka sesuai hukum yang berlaku,” demikian Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, MA.