Membuat gambar untuk kanal youtube atau untuk kepentingan apa saja, semisal operasi SAR, dokumentasi kegiatan, sama saja dengan membuat membuat film. Olehnya, gambar yang diambil harus menarik agar enak ditonton.
Ada konvensi dalam industri video atau film yang menetapkan nama dan pedoman untuk type shot atau jenis pengambilan gambar, framing, dan komposisi. Hal-hal berikut ini secara singkat menjelaskan type pengambilan gambar yang paling umum.
Sebagai catatan, istilah yang tepat biasanya bervariasi di antara lingkungan produksi tetapi prinsip-prinsip dasarnya sama. Misalnya antara TVRI dan CNN Indonesia berbeda dalam penamaan jenis shotnya namun prinsip dasarnya sama. Ini benar-benar harus diketahui oleh para juru kamera atau yang sekadar mengambil gambar dengan gawai pintarnya untuk dokumentasi.
Pengambilan gambar biasanya dijelaskan dalam kaitannya dengan subjek tertentu. Ayo, mari belajar bersama.
Extreme Wide Shot, dalam shot lebar yang ekstrem, pemandangannya sangat jauh dari subjek sehingga ia bahkan tidak terlihat. Inti dari shot ini adalah untuk menunjukkan lingkungan subjek. Itulah kenapa kita juga menyebutnya sebagai establishing shot. Ini adalah shot pertama dari sebuah adegan atau story baru, yang dirancang untuk menunjukkan kepada audiens di mana aksi itu berlangsung.
Ini juga berguna dalam adegan di mana aksinya sangat tersebar. Misalnya pengambilan gambar demonstrasi atau kerumunan massa.
Very Wide Shot, dalam shot bidang luas ini, subjek sudah nyaris terlihat di sini. Penonton sudah bisa melihat seorang subyek dengan lingkungannya. Memungkinkan pula memunculkan tidak hanya satu subyek dalam shot ini.
Wide Shot, di sini subyek kita ambil full frame mulai dari kaki sampai kepalanya dengan tetap memperlihatkan lingkungan di mana dia berada.
Medium Shot, kita mulai memperlihatkan beberapa bagian subjek dengan lebih detail sambil tetap memberikan kesan keseluruhan subjek.
Medium Close Up, di mana kita mengambil gambar setengah badan dari dada ke kepala. jenis pengambilan gambar ini biasanya kita gunakan untuk gambar wawancara narasumber.
Close Up, di mana kita memposisikan fitur atau bagian tertentu dari subjek dalam seluruh frame atau bingkai pengambilan gambar.
Extreme Close Up, di mana kita menunjukkan detail ekstrim dari subjek. Biasanya kita mengambil bibir atau mata saja.
Cut In, saat wawancara kita biasa mengambil beberapa bagian lainnya dari subjek secara detail. Ini akan berguna saat kita mengedit wawancara yang panjang agar kita dapat menggunakannya sebagai gambar insert atau gambar masukkan di antara gambar utama wawancara.
Cutaway, ini gambar lain yang kita ambil selain obyek utama. Misalnya bunga, kupu-kupu atau jam dinding bila kita sedang wawancara dalam ruangan.
Two Shot, ini istilah untuk pengambilan dua orang dalam satu bingkai gambar.
Over The Shoulder Shot, pengambilan gambar melalui bahu pewawancara atau narasumber. Ini memberikan kesan dinamis dan atraktif dalam sebuah pengambilan gambar wawancara.
Noddy Shot, ini gambar yang memperlihatkan gesture wajah dari pewawancara yang mendengarkan penjelasan narasumber.
Point of View Shot, ini memperlihatkan tampilan dari perspektif subyek. Kamera video berposisi sebagai mata subyek.
Weather shot, ini dapat berguna untuk menempatkan grafis atau apapun dalam bidang gambar kita, seperti judul atau data.
Sebagai catatan penting pula, usahakan mengambil gambar dengan steady atau tenang. tidak menggerak-gerakan kamera tanpa motivasi, misalnya memaju mundurkan zoom, atau menggerakan kamera ke kanan dan ke kiri. sebaiknya hentikan tombol recording lalu merekam kembali, ,bila anda ingin mengambil gambar jauh atau yang berada di sisi lain.
Demikian berbagi ilmu kita hari ini. semoga bermanfaat. ***