Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Abdul Rakhman Baso memastikan dua orang yang meloloskan diri saat terjadi kontak tembak dengan Satuan Tugas Operasi Madago Raya di Dusun Andole, Tambarana, Poso Pesisir Utara salah seorangnya adalah Ali Kalora.

Menurut Abdul Rakhman Baso, saat ini Mujahiddin Indonesia Timur terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama berjumlah empat orang di bawah pimpinan Ali Kalora dan kelompok kedua berjumlah tujuh orang. Mereka diduga masih bersembunyi di sekitar wilayah Poso Pesisir Utara.

https://youtu.be/cc1R660LE9k

Saat ini, aparat Satuan Tugas Operasi Madago Raya terus memburu sisa kelompok Mujahiddin Indonesia Timur pasca tertembaknya dua anggota kelompok sipil bersenjata itu dan seorang anggota TNI Angkatan Darat dari satuan Komando Operasi Khusus pada Senin, 1 Maret 2021.

Perburuan atas sisa kelompok ini dikonsentrasikan di wilayah Andole, Tambarana, Poso Pesisir Utara.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Abdul Rakhman Baso menyatakan, Satuan Tugas Operasi Madago Raya terus melakukan pengejaran kepada kelompok itu. Ia juga memastikan bahwa empat orang anggota kelompok ini yang terlibat pada kontak tembak pada Senin, 1 Maret 2021 salah seorangnya adalah Ali Kalora, namun saat itu ia berhasil meloloskan diri.

“Informasi yang kita dapatkan selama ini, mereka ini sebelas orang terbagi dua kelompok. Ada satu kelompok itu empat orang dipimpin Ali Kalora dan  satu kelompok lagi berjumlah tujuh orang. Saat itu mereka tengah melakukan amaliyah dan kita melakukan penyekatan sehingga terjadi kontak tembak,” jelas Abdul Rakhman Baso.

Dengan tertembaknya Khairul alias Irul alias Aslan dan Akun alias Adam alias Mushaf alias Alfin Ashori kekuatan kelompok ini tinggal tersisa sembilan orang. Khairul diketahui adalah anak mantu Santoso alias Abu Wardah. Santoso adalah pimpinan MIT yang tewas ditembak polisi pada 18 Juli 2016. Sementara Alfin adalah anggota jaringan Banten. ***