Dua tahun berturut-turut, bulan paling suci umat Islam dirayakan di bawah bayang-bayang pembatasan pandemi saat Eropa memerangi gelombang ketiga mematikan virus corona yang dipicu oleh varian baru.

Puasa Ramadhan, salah satu rukun Islam, ditandai dengan sholat yang intens, puasa sejak dinihari hingga senja dan berbuka puasa hingga tarwih.

Di Prancis, yang merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa, jam malam nasional diberlakukan pada pukul 7 malam berarti tidak mungkin melakukan sholat Tarawih di masjid.

Otoritas agama di negara itu sangat menyarankan agar pertemuan di luar rumah tangga untuk berbuka puasa, buka puasa bersama dibatasi.

Vaksinasi Saat Puasa
Disampaikan juga bahwa bahwa suntikan dosis vaksin virus corona tidak akan “membatalkan puasa.”

Masjid Paris membagikan selebaran kepada umat yang mendukung vaksinasi. “Vaksinasi adalah tindakan penyelamatan hidup yang direkomendasikan dalam Islam,” demikian isi selebaran itu.

Rekomendasi serupa dikeluarkan oleh otoritas Islam di negara-negara Eropa lainnya, terutama Inggris dan Belgia.

Kehadiran polisi di Prancis
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin meminta polisi untuk “memperkuat kewaspadaan di sekitar tempat ibadah Muslim, terutama selama periode hari raya keagamaan, pada malam Ramadhan.”

Permintaan itu muncul setelah prasasti anti-Muslim ditemukan pada akhir pekan di dinding pusat budaya Islam di kota Rennes di barat laut.

Antara lima dan enam juta Muslim menetap di Prancis, menurut perkiraan, yang berarti Islam adalah agama kedua di negara itu setelah Kristen.

Di Inggris, di mana lockdown dikurangi setelah penurunan infeksi, “pembatasan akan lebih longgar dibandingkan tahun 2020,” kata Dewan Muslim Inggris.

Namun “praktik yang biasa dilakukan seperti pergi ke masjid untuk buka puasa dan mengunjungi teman dan keluarga di dalam ruangan sayangnya masih tidak dapat dilakukan tahun ini,” kata Dewan.

Menurut sumber statistik nasional dari 2018, diperkirakan 3,37 juta Muslim tinggal di Inggris, terutama di Inggris.

Untuk 2 juta Muslim Spanyol, perayaan Ramadhan akan sangat bergantung pada batasan yang diadopsi oleh masing-masing wilayah.

Otoritas Islam di negara itu mengeluarkan rekomendasi untuk mengurangi risiko penularan selama Ramadhan, termasuk dengan membatasi waktu yang dihabiskan di tempat ibadah seminimal mungkin.

Di Belgia, di mana diperkirakan 800.000 Muslim tinggal, kehadiran di masjid dan tempat ibadah lainnya akan dibatasi hingga 15 orang.

Di Jerman, yang menampung 4 hingga 5 juta Muslim, masjid diizinkan dibuka asalkan aturan jarak sosial dipatuhi. ***