Pasangan suami istri (pasutri) di Cileungsi, Bogor yang jadi korban salah tangkap aparat Reskrim Polres Bogor viral di media sosial.
Pasutri ini adalah Subur (45) dan istrinya, Titin (43) seorang pedagang keripik di pasar setempat.
Pasutri ini menjadi korban salah tangkap saat mengisi BBM di disebuah SPBU di Jalan Raya Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu (7/2/2024).
Mereka tersebut tiba-tiba disergap sekelompok orang yang mengaku buser. Penyergapnya sekitar 15 orang.
“Itu awal kejadiannya saat saya mau jualan keripik, ngider (keliling). Terus saya mau isi bensin ke POM. Tiba-tiba dikepung dan mobil digedor, saya gak tau, itu anggota apa gak, tapi dia ngeluarin senjata,” aku Subur.
Pasutri salah tangkap ini mengatakan bahwa mereka dituduh terlibat sindikat perampokan.
“Dia ngeluarin senjata terus saya diseret, dimasukkan ke mobil dan tangan saya diikat. Di situ saya berontak karena saya gak terima dituduh sindikat perampokan ama orang-orang itu,” ujarnya.
Subur bercerita bahwa ketika itu ia sempat berontak dan memberi perlawanan, lantaran tangannya diikat di dalam mobil. Dia bahkan dipaksa mengakui kesalahan yang dilakukan berupa tindak pidana pencurian dan kekerasan alias perampokan.
Setelah penyergapan itu, para oknum polisi lalu pergi begitu saja tanpa pamit dan menyampaikan permintaan maaf.
Kemudian, Subur dan istrinya, Titin, melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Cileungsi.
Polisi hanya memberi tanggapan bahwa laporan akan segera diurus.
“Jadi saya ama istri ditinggal dan dibebaskan begitu saja. Gak ada permintaan maaf apa gimana.”
“Langsung pergi aja, gak ada bahasa minta maaf, gak ada. Saya ngejar dia sampai ke Metland. Orang-orang itu pada pergi,” bebernya.
Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro membenarkan adanya kejadian di dalam video viral penangkapan pasutri tersebut.
Kini, ia sedang melakukan pemeriksaan terhadap anggota-anggotanya yang disinyalir terlibat dalam penangkapan.
“Betul, itu (kejadian video viral salah tangkap) betul. Cuman sekarang sedang dilakukan pemeriksaan kepada siapa anggota yang berbuat dan siapa berperan apa,” ucap Rio. ***