• Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
Thursday, 9 February 2023
JafarBua
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
No Result
View All Result

Kisah Junko Furuta, Gadis Cantik SMA Diperkosa 100 Orang Berbeda Sebanyak 500 Kali, Setelah Disiksa Lalu Dibunuh

Saturday, 7 January 2023
in Breaking News
10 min read
5 0
6
SHARES
10
VIEWS

Kisah Gadis Cantik Bernama Junko Furuta yang Tak Pernah Dilupakan Sepanjang Masa.

Pada tanggal 25 November 1988, siswi SMA, Junko Furuta, pulang dari pekerjaan paruh waktunya dengan sepedanya.

Seorang anak laki-laki secara acak melewatinya dan membuatnya jatuh.

Miyano mendatanginya seolah membantunya.

Namun kemudian dalam waktu singkat dan sebelum Junko Furuta menyadari apa yang terjadi.

Miyano bersama ketiga temannya menculik Junko Furuta.

Mereka membawa Junko Furuta ke sebuah rumah di Adachi, Tokyo yang dimiliki oleh salah satu orang tua penculik.

Anak laki-laki membuat Junko Furuta menelepon orang tuanya dan mengatakan bahwa dia melarikan diri.

BacaJuga

Singapura Lockdown Lagi, Jepang Perluas Status Darurat

Lalu menyebut dia aman dan akan tinggal bersama beberapa temannya untuk sementara waktu.

Kemudian mulailah siksaan nyata terhadap gadis tak berdosa oleh anak laki-laki.

Tidak ada yang bisa membayangkan rasa sakit yang mereka berikan kepada Junko Furuta.

Bahkan dalam mimpi buruk yang lebih buruk.

Anak laki-laki tak berperasaan itu menyiksa Junko Furuta selama 44 hari.

Mereka membuatnya tanpa busana sepanjang waktu selama 44 hari ini.

Dia diperkosa oleh 100 orang berbeda lebih dari 500 kali.

Anak laki-laki itu mencoba semua cara mengerikan untuk menyiksa Junko Furuta.

Mereka memukulinya seperti apa pun. Gunting, botol, bola lampu panas yang meledak, tusuk sate ayam panggang, jarum panggang, dan setrika dimasukkan ke alat kelaminnya.

Mereka juga membakar berbagai bagian tubuhnya.

Bahkan tidak berpikir dua kali sebelum memotong payudaranya.

Gadis itu bahkan dipaksa makan kecoak dan minum air seni.

Anak laki-laki itu melewati batas dalam mencoba menyiksa dan menyerang Junko Furuta.

Mereka mengencinginya. Mereka bahkan menggantungnya di langit-langit dan menjadikannya karung tinju.

Dia disuruh tidur di balkon di musim dingin.

Perutnya hancur oleh halter. Rasa sakitnya tidak ada habisnya.

Mereka memukulinya dengan tongkat golf, dan tongkat besi, dan bahkan menyimpannya di lemari es selama berjam-jam.

Mereka membuat sejumlah lubang di tubuhnya dengan jarum.

Anak laki-laki yang kejam bahkan membakar alat kelamin, klitoris, dan kelopak mata dengan korek api.

Salah satu putingnya dipelintir dengan tang.

Memiliki begitu banyak luka di sekujur tubuhnya, Junko Furuta bahkan tidak bisa berdiri karena kesakitan.

Dia harus merangkak ke bawah untuk menggunakan kamar mandi.

Setelah sekitar dua puluh hari penculikan dan penyiksaannya, entah bagaimana Junko Furuta berhasil menghubungi nomor darurat untuk memanggil polisi.

Namun, dia ditangkap oleh anak laki-laki yang memutuskan panggilan dengan merebut telepon darinya bahkan sebelum Junko Furuta dapat berbicara. Setelah ini, dia dihukum berat dengan dibakar kakinya.

Mereka menuangkan bahan bakar yang lebih ringan ke kakinya dan membakarnya dengan api.

Setelah itu, dia bahkan tidak bisa berjalan.

Dia tidak bisa bernapas karena gumpalan darah di hidungnya.

Jungko Furuta mengalami pendarahan internal dan karena itu dia bahkan tidak bisa mencerna makanan yang membuatnya muntah.

Tetapi anak laki-laki yang tidak manusiawi itu bahkan memukulinya karena mengotori karpet dengan muntah.

Junko Furuta bahkan berhenti buang air kecil setelah sekitar 30 hari.

Gendang telinganya juga rusak.

Tak mampu menahan rasa sakit ini lagi, Junko Furuta akhirnya memohon untuk dibunuh dan menutup semuanya.

Akhirnya, para penyiksa memutilasinya pada hari ke-44 penculikannya.

Anak laki-laki itu bahkan tidak menyayangkan tubuh yang dimutilasi dan dipukul dengan barbel besi.

Mereka masih menuangkan bahan bakar ke wajah, perut, kaki, dan wajahnya dan dibakar dengan api.

Penyiksaan terakhir ini berlangsung sekitar dua jam.

Dan di kemudian hari yakni pada tanggal 4 Januari 1989, Junko akhirnya meninggal dunia.

Bagian paling menyedihkan dari kisah Junko Furuta ini adalah bahwa para pembunuh brutal tidak dijatuhi hukuman mati atau bahkan penjara seumur hidup karena mereka semua berusia di bawah 18 tahun.

Korban penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan

Junko Furuta menjadi korban penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan oleh remaja lelaki yang memiliki koneksi dengan Yakuza.

Junko Furuta merupakan gadis cantik asal Misato, Prefektur Saitama dan sangat populer di sekolahnya SMA Yashio Minami.

Kasus ini terjadi pada akhir 1980-an, dikenal dengan nama kasus pembunuhan gadis SMA terbungkus beton.

Disebut demikian karena tubuh Furuta ditemukan dalam sebuah drum yang berisi ratusan liter semen.

Awal nelangsa Furuta dimulai ketika seorang lelaki bernama Hiroshi Miyano, yang punya reputasi sebagai tukang bully dan memiliki koneksi dengan Yakuza tertarik pada kecantikannya.

Biasanya Miyano dan kawan-kawan menyukai perempuan yang nakal, suka minum alkohol, merokok, atau pakai narkoba seperti yang mereka lakukan.

Justru anak baik-baik seperti Furuta akan direndahkan oleh geng seperti itu, namun suatu hari Miyano membuat pengecualian, ia tertarik pada paras Furuta.

Miyano menyatakan cinta, namun Furuta menolak dengan alasan ia sedang tak berminat pacaran.

Selama ini semua siswa di sekolah menaati kemauan Miyano, apalagi kalau bukan karena mereka takut pada teman-teman Yakuza-nya Miyano

Miyano dan koneksi Yakuza-nya pamer kekuasaan dengan cara menebar dan mengeksploitasi ketakutan orang lain.

Sehingga penolakan dari Furuta membuat Miyano marah besar.

Malam hari pukul 8.30 tanggal 25 November 1988, Furuta pulang dari pekerjaan paruh waktunya dengan menaiki sepeda.

Sayangnya saat itu Miyano dan Nobuharo Minato, kawannya, sedang berkeliaran di Misato untuk merampok dan merudapaksa wanita lokal.

Mereka kemudian melihat Furuta yang mengendarai sepeda. Atas perintah Miyano, Minato menendang sepeda Furuta hingga gadis itu terjatuh.

Minato lalu kabur sementara Miyano berpura-pura baru datang dan menawarkan diri untuk mengantar Furuta pulang.

Furuta tak menolak. Namun ternyata ia diarahkan ke sebuah bekas gudang yang tak jauh dari lokasi jatuhnya sepeda.

Miyano mulai melancarkan ancaman, memamerkan kekuasaan dengan kembali menyinggung koneksinya dengan Yakuza.

Oleh Miyano, Furuta kemudian dibawa ke hotel dan menghubungi dua orang temannya, Jo Ogura dan Yasushi Watanabe.

Minato menyusul, dan keempatnya membawa Furuta ke rumah orangtua Minato di distrik Ayase, Adachi.

Miyano dan ketiga kawannya punya rekam jejak pemerkosaan terhadap perempuan secara beramai-ramai.

Para lelaki itu mengatakan pada Furuta bahwa mereka tahu di mana Furuta tinggal dari buku catatan yang ada di tasnya dan mengancam bahwa Yakuza akan membunuh keluarganya jika dia berusaha kabur.

Pada 27 November, orangtua Furuta mengontak pihak kepolisian karena anaknya tak kunjung pulang.

Tak lama berselang, ada telepon dari Furuta.

Ternyata, untuk menghindari pencarian oleh polisi, Miyano memaksa Furuta berbohong bahwa dirinya sedang menginap selama beberapa hari di tempat teman dan meminta agar polisi menghentikan pencarian dirinya.

Sementara ketika di rumah Minato, orangtua Minato tak curiga karena Furuta dipaksa untuk mengaku sebagai pacar dari salah satu penculik tersebut.

Meski tak sepenuhnya percaya, keluarga Minato memilih untuk diam sebab takut dengan Yakuza kenalan Miyano.

Minato juga adalah remaja yang bersikap kasar kepada kedua orangtuanya.

Di rumah itulah selama kurang lebih 40 hari ke depan Furuta berkali-kali mendapat penyiksaan yang tingkat kekejamannya melewati logika kemanusiaan.

Bukan hanya oleh keempat lelaki itu, tapi teman-teman Yakuza-nya seringkali diundang untuk turut menyiksa Furuta.

Laporan resmi pengadilan Jepang mencatat penyiksaan dengan detil yang dinarasikan ulang oleh media massa setempat.

Menurut laporan persidangan kasus ini, Furuta dirudapaksa sebanyak lebih dari 400 kali secara bergilir oleh para lelaki itu.

Gadis paling populer di sekolah itu bahkan juga dijadikan sasaran kekerasan fisik, seringkali ia dipukuli.

Tubuhnya digantung di atas plafon dan diperlakukan seperti karung tinju dan tak jarang perutnya dihantam barbel.

Oleh para lelaki keji itu, Furuta dibuat kelaparan, tapi ia dipaksa makan kecoak hidup atau meminum urinnya sendiri.

Beberapa bagian tubuhnya dibakar, seperti ditempeli lilin panas atau dibakar dengan rokok dan korek api. Bahkan beberapa bagian tubuhnya dimutilasi atau ditusuk jarum jahit.

Dalam kondisi yang demikian brutal, Furuta dipaksa untuk bermasturbasi di depan para pelaku.

Benda-benda asing yang tak masuk akal dimasukkan ke kemaluan dan anusnya sehingga mengakibatkan pendarahan yang hebat.

Kurang lebih enam belas hari masa penyekapan Furuta, ada seorang pria yang diintimidasi oleh para pelaku untuk merudapaksa Furuta melaporkan insiden itu ke saudaranya.

Saudaranya pun meminta orang tuanya untuk memanggil polisi dan memeriksa rumah Minato.

Tapi dua polisi yang bertugas mengatakan tak ada gadis di rumah Minato.

Kedua polisi itu ternyata tak memeriksa isi rumah dengan keyakinan bahwa undangan pemeriksaan itu sendiri sudah cukup membuktikan bahwa tak tak ada gadis di rumah Minato, (pada akhir kasus ini kedua polisi tersebut dipecat karena tak menjalankan tugas sesuai prosedur).

Pada Desember 1988, setelah satu bulan berada dalam penyekapan, Furuta mencoba menelpon pihak kepolisian.

Upayanya gagal karena ketahuan oleh Miyano.

Furuta kemudian dihukum, kakinya dibakar sementara anusnya dimasuki botol besar hingga mengalami pendarahan dan kejang-kejang.

Menurut laporan, selama persidangan para pelaku mengira bahwa gadis itu hanya berpura-pura kejang sehingga mereka membakarnya lagi.

Furuta selamat dari semua siksaan itu yang membuatnya terus mengalami pemerkosaan dan siksaan lainnya.

Furuta sampai meminta agar dirinya dibunuh saja agar penderitaannya berakhir.

Namun, para pelaku menolak dan malah memaksanya tidur di balkon. Padahal, saat itu musim dingin.

Karena kerasnya siksaan, ia akhirnya kehilangan kontrol kandung kemih dan ususnya, Furuta lalu dipukuli karena mengotori karpet.

Dia juga tidak dapat makan atau minum karena akan muntah, dan tentu ia akan dipukuli karena ini.

Memasuki Januari, penyiksaan demi penyiksaan membuat kondisi fisik Furuta berubah. Wajahnya membengkak dan luka-luka di sekujur tubuhnya mulai membusuk dan menghasilkan bau tak sedap.

Para pelaku kehilangan nafsu bejatnya dan sempat mencari korban lain untuk dirudapaksa, meski tidak disekap seperti Furuta.

Pada 4 Januari 1989 para pelaku melakukan siksaannya lagi, mereka memukuli Furuta dengan barbel, menendang dan meninju, dan meletakkan dua lilin pendek di kelopak matanya, membakar mereka dengan lilin panas.

Mereka memposisikan Furuta untuk berdiri dan memukul kakinya dengan tongkat. Pada titik ini, dia jatuh.

Pendarahannya sangat deras juga nanah muncul dari luka bakarnya yang terinfeksi, keempat anak laki-laki itu menutupi tangan mereka dengan kantong plastik.

Mereka terus memukulinya dan pada akhirnya menuangkan cairan ke paha, lengan, wajah, dan perutnya dan sekali lagi membakarnya.

Furuta diduga melakukan upaya untuk memadamkan api, tetapi lambat laun tubuhnya menjadi tidak responsif.

Furuta akhirnya meninggal setelah serangan yang berlangsung selama 2 jam pada hari itu.

Takut tertangkap polisi, para pelaku kemudian membungkus tubuh Furuta dengan selimut, menempatkannya di drum bervolume 208 liter, dan mengisinya dengan semen basah.

Pada pukul 8 malam, mereka membawa drum ke sebuah daerah bernama Koto di Tokyo, kemudian membuangnya ke dalam truk semen.

Beberapa pelaku ditangkap pada akhir Januari 1989 atas kasus pemerkosaan gadis lain.

Pada 29 Maret, setelah interogasi lebih lanjut, mereka mengakui kejahatan yang mereka lakukan terhadap Furuta dan menyeret pelaku lainnya.

Drum berisi tubuh Furuta ditemukan keesokan harinya, pada 30 Maret 1989.

Tak lama berselang, pengadilan atas kasus ini dimulai dengan mendatangkan seluruh pelaku, namun vonis terhadap pelaku dirasa tidak adil dalam pandangan masyarakat, yang paling ringan adalah hukuman penjara 7 tahun sementara yang terberat 20 tahun.

Hakim kesulitan memenuhi tekanan publik sebab para pelaku masih di bawah umur.

Junko Furuta dimakamkan pada 2 April 1989. Keluarga dan teman-teman dekatnya hadir di sana bersama kesedihan yang mendalam.

Kisah tragis Junko Furuta, gadis paling cantik di sekolahnya, abadi dalam karya seni novel, film, hingga lagu. ***

Baca informasi terbaru jafarbuaisme.com di Google Berita.

Next Post
Foto: Jafar G Bua

Pastikan Keamanan RI-1, Pangdam V/Brawijaya Tekankan Personel Teliti, Waspada dan Antisipatif tapi Tidak Arogan

Untuk memastikan berjalan aman dan lancarnya kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (9/1/2023), Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf memeriksa langsung tahapan pengamanan RI-1, sejak kedatangan, selama berlangsungnya kegiatan tersebut hingga kepulangan RI-1.

Pantai Boom Marina Yang Dikunjungi Presiden Jokowi

Foto Jafar G Bua

Prajurit Cacat akibat Perang GAM-RI di Aceh Segera Dapat Tangan Palsu Baru

Discussion about this post

Highlight

  • Lifestyle
4 Langkah Strategis Wapres Tingkatkan Pemanfaatan Migas di era Transisi Energi
Breaking News

4 Langkah Strategi Wapres Tingkatkan Pemanfaatan Migas di era Transisi Energi

by Jafar Bua
Wednesday, 8 February 2023
0

4 Langkah Strategi Wapres Tingkatkan Pemanfaatan Migas di era Transisi Energi. “Pertama, realisasikan target produksi minyak bumi sebesar 1 juta...

Read more
Wow, Ini Tunggakan Pajak Randis Pemkab Parimo

Wow, Ini Tunggakan Pajak Randis Pemkab Parimo

Tuesday, 7 February 2023
Bripka Madih Viral, Semoga Makin Banyak Polisi Jadi Whistleblower Skandal di Polri

Bripka Madih Viral, Semoga Makin Banyak Polisi Jadi Whistleblower Skandal di Polri

Tuesday, 7 February 2023

Benarkah Gubernur Rusdi Mastura Jadi Penasehat Gerindra Sulteng?

Monday, 6 February 2023
Harapan Pemda Kepada Alkhairaat Parimo

Harapan Pemda Kepada Alkhairaat Parimo

Sunday, 5 February 2023

About Me

JafarBua

JAFAR BUA

Blogger & Traveler

JAFARBUAISME. Ini dapat dibaca sebagai Jafar Bua is Me; Jafar Bua adalah saya. Anda bisa pula membacanya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan saya, Jafar Bua sebagai pribadi. Itu mencakup pikiran, gagasan, tulisan, sajak, foto, coretan atau apapun tentang saya. Bahkan bisa pula igauan dan mimpi saya

Jafarbuaisme cuma sekadar catatan-catatan saya di waktu senggang dalam pelbagai bentuk.

JAFAR BUA

NETWORKING

KABAR LUWUK

Popular

  • Kalomba Si Siluman Kambing

    Kisah Mistis dari Parigi: Kalomba, Si Siluman Kambing

    16141 shares
    Share 16137 Tweet 2
  • Foto Christine Lee Silawan Meninggal No Sensor Viral di TikTok dan Instagram, Begini Kondisinya

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Kartu Sulteng Sejahtera Bukan Syarat Penerima BLT Rp1 juta per Keluarga

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Dua Teroris Poso, Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tertembak Mati

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Satgas Madago Raya Minta Keluarga Bujuk Ali Kalora, dkk Turun Gunung

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Setelah Menghilang Dokter Faisal Akhirnya Ditemukan di Paleleh

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • MIT Berulah Lagi, 2 Warga Lembah Napu Tewas Digorok

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Mujahiddin Indonesia Timur Terpecah, 4 Anggota asal Poso akan Menyerah

    6 shares
    Share 2 Tweet 2

  • About Me

© Copyright 2019 JAFARBUAISME , Designed & Developed by ALFATWA Multimedia.

No Result
View All Result
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me

© 2019 JafarBuaIsMe - Designed and Developed by Alfatwa Multimedia.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In