Wilayah Lembah Palu dan Sigi memang istimewa. Terletak di garis khatulistiwa membuat wilayah ini tersinari matahari sepanjang tahun. Bahkan saat mendung pun, gerahnya terasa. Seperti pagi tadi, teriknya sudah membuat kulit perih.
Sepertinya, menyesap secangkir Cascara adalah awal yang baik. Di Palu dan Sigi, hampir tiada Cafe atau warung kopi yang menyediakan Cascara.
Wah, Anda pasti bertanya-tanya minuman macam apa Cascara ini. Pada beberapa tahun terakhir, warung-warung kopi dan cafe ‘bermerek’ tumbuh menjamur di seantero kota. Salah satu yang istimewa adalah Cafe 28, di Jalan Lando, Sigi. Di sini, mereka menyediakan Cascara.
Sebenarnya, ia lebih menyerupai teh daripada kopi, meski ia diambil dari bagian buah yang popular itu. Kata Cascara diambil dari bahasa Spanyol yang berarti ‘kulit’, sedang dalam bahasa Inggris ini merujuk pada kulit buah cherry kopi, yang ranum kemerahan itu. Makanya ada yang menamakannya coffee cherry tea – teh ceri kopi.
Awalnya dari negara tempat asal kopi, Ethiopia, kulit buah cherry kopi yang dikeringkan sudah dibuat menjadi teh sejak ribuan tahun yang lalu. Mereka mengenalnya sebagai Qishr. Menurut sejumlah penelitian Cascara kaya polifenol. Ini dipercaya sebagai antioksidan.
Dari segi rasa, coffee cherry tea tak seperti kopi. Ia lebih semisal teh pekat. Ditambah gula batu tentu akan lebih nikmat lagi. Meminum Cascara tanpa gula pun rasa-rasanya tetaplah nikmat, sebab kulit kopi memang terasa manis.
Cascara dibuat bersamaan dengan proses pemilihan biji kopi. Kemudian, ada proses pemisahan biji kopi yang sudah dan belum matang yang dinamakan proses pencucian. Setelah itu, barulah dilakukan proses pemisahan antara biji dan kulitnya. Kulit kopi inilah yang nantinya akan diproses kembali untuk menjadi Cascara.
Konon, meminum segelas Cascara hangat akan membantu mengembalikan energi tubuh kita. Ini bisa pula menjadi alternatif bagi Anda yang ingin meminum kopi namun merasa khawatir jika kesulitan tidur.
Mengacu pada penelitian yang diulas di British Journal of Nutrition, meminumnya dapat membantu meningkatkan kinerja otak dan daya ingat kita. Terlebih lagi, ini juga dapat membantu menjaga kesehatan otak dan membuat mood kita tetap stabil.
Perkenalan pertama saya dengan coffee cherry tea ini adalah atas budi baik Mohammad Irvan, penyuluh pertanian di Sigi. Ia mengajak saya bersama sejumlah jurnalis melihat petani kopi binaan mereka di Dombu, Pinembani, Sigi.
Di sana kami dikenalkan pula dengan Ade Cholik Mutaqin, seorang coffee enthusiast yang mendampingi mereka. Dialah yang mengajarkan para petani bagaimana mengolah kopi, mulai dari pemisahan kulit, pengeringan hingga roasting.
Hasilnya sudah diekspor ke Dubai, Timur Tengah. Sebagian dilempar ke pasaran nasional. Sebagiannya pula singgah di Cafe 28 yang memang mereka kelola. Di cafe ini, sajian Cascara adalah salah satu pilihan.
Sepertinya, Anda harus mencoba bila ada waktu. Itu agar tak cuma mendengar ceritanya, tapi turut pula menyesap nikmatnya secangkir dua Cascara. ***