Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf menyatakan penanganan MIT Poso bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri, namun juga memerlukan keterlibatan aktif dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kabupaten Poso.  

“Dalam penanganan MIT ini bukan hanya TNI dan Polri yang bertanggungjawab tapi Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemprov Sulteng dan Pemkab Poso. Pemda dan yang lainnya harus proaktif, turun tangan dan bukan hanya diam, ibarat lepas tangan dalam persoalan keamanan di Poso,” kata mantan Kepala Staf Korem

Kasrem 121/Alambhana Wanawai, Kalimantan Barat pada 2016 ini.

Menurut perwira Kopassus ini, dalam penuntasan MIT peran Pemda sangat dibutuhkan. Pemda harus membantu dalam hal sarana prasarana. Membantu pemulihan ekonomi warga di daerah-daerah terpencil pada khususnya yang dianggap rawan disusupi kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan daerah ini tidak aman.

Selain itu, Pemda proaktif ikut mensosialisasikan bahaya tindakan radikalisme di tengah masyarakat. Dan mengajak tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan lain-lainnya untuk terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

Farid pun mengatakan bila Pemda terlibat, maka warga Poso dan sekitarnya tidak perlu mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk memintanya turun tangan.

“Dalam hal ini Presiden telah mengeluarkan perintah tegas kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk menyelesaikan segera masalah terorisme di Poso. TNI dan Polri telah diserahi tanggung jawab. Pasukan-pasukan terbaik sudah dikirim mengikuti Perintah Presiden. Dan setelahnya kami butuh dukungan Pemda, Pemda harus bersinergi dengan TNI dan Polri dalam penuntasan terorisme di Poso ini,” tandas dia.  

Ia meyakinkan aparat keamanan TNI dan Polri tak akan berhenti melakukan operasi selama mereka tidak menyerahkan diri dengan baik-baik.

Selain itu, ia meminta kepada masyarakat Poso khususnya agar dapat membantu aparat keamanan sehingga kasus MIT ini segera selesai. Masyarakat diminta jangan terus menjadi simpatisan mereka. Sebab sepenuhnya kelompok MIT tersebut merupakan warga di luar Poso yang tidak menginginkan Poso itu aman.

“Berhentilah jadi simpatisan. Jangan mau diadu domba dengan orang luar Poso. Kelompok MIT itu adalah kumpulan teroris dari luar Poso, mengacaukan Poso dengan mengatasnamakan agama Islam,” kata dia menurut perbincangan di Markas Korem 132/Tadulako, Selasa, 18 Mei 2021 sore. ***