Ini kisah tentang Sersan Mayor Mohammad Riadi lagi. Ia bintara pembina desa (Babinsa) di Hote, Waesama, Buru Selatan, Maluku.
Belum lekang dari ingatan saat riuh rendah tangisan anak-anak mengantar kepergiannya 12 Januari 2023 lalu. Saat itu, Serma Riadi kembali ke tanah kelahirannya di Bangkalan, Madura. Dia meninggalkan anak-anak yang sejak 2020 diajarinya membaca aksara latin dan mengaji.
“Om Tentara, kenapa tinggalkan kami di sini. Siapa lagi yang bisa ajar kami mengaji. Kami mau Om Tentara cepat pulang,” ungkap Mumang Umanailo, anak Hote yang diajarinya sembari sesengukan menahan tangis kala itu.
Dan Sabtu (27/5/2023) harapannya pun terkabul. ‘Om Tentara' kembali lagi ke Hote. Senyum Mumang pun kembali semringah. Penantiannya selama empat bulan ini tak sia-sia.
“Mereka kaget saya kembali lagi ke sana, karena memang saya tak bilang-bilang mau pulang. Mumang itu paling keras tangisnya, setelahnya barulah tersenyum semringah,” tukas Serma Riadi.
Seperti saat kepergian, kepulangannya pun disambut tangis bersahutan. Serma Riadi diantar penuh cinta, dan dinanti penuh rindu.
Pesan dari Kasad dan Pangdam
Apa yang dilakukan Babinsa Koramil 1506-05/Wamsisi ini sangat diapresiasi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman.
“Saya sangat mengapresiasi pengabdian yang dilakukan Serma Riadi di wilayah tugasnya. Kehadiran prajurit TNI Angkatan Darat memang harus menjadi solusi yang terbaik untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi di tengah masyarakat. Serma Riadi sudah menunjukkan jati diri seorang prajurit. Ini harus menjadi contoh bagi lainnya,” sebut Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Adapun Serma Riadi, sesaat setelah melapor di Koramil 1506-05/Wamsisi, Sabtu (27/5/2023) itu, dia langsung mengabarkan ketibaannya pada Mayjen TNI Farid Makruf.
“Selamat pagi Bapak Panglima. Mohon ijin melaporkan kami sudah sampai di Desa Hote. Ijin mohon doa restu bapak, kami melanjutkan kembali mengajar anak-anak di Desa Hote. Ijin mator sakalangkong Bapak. Salam Tri Matra Sakera,” begitu isi chat Whatsapp Serma Riadi Kepada Panglima Farid Makruf.
Pangdam V/Brawijaya langsung membalasnya, “Riadi, selamat bertugas ya. Saya liat videomu. Luar biasa sambutan anak-anak di sana. Salut saya dengan kemampuanmu. Ajari mereka menjadi anak-anak yang punya kemampuan hebat supaya bisa jadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Merekalah generasi penerus pembangunan bangsa ini. Jadilah bapak, guru, teman dan pemimpin anak-anak itu ya.”
Profil Serma Mohammad Riadi
Serma Mohammad Riadi lahir di Bangkalan, Madura, 18 November 1984. Lelaki murah senyum ini mengawali dinasnya sebagai prajurit TNI Angkatan Darat di Batalyon Infanteri 731/Kabaresi pada 2006, lalu ke Resimen Induk Kodam XVI/Pattimura, kemudian ke Koramil 1506-05/Wamsisi di wilayah Kodim 1506/Namlea.
Dia memutuskan memilih jalan pengabdian mengajar baca Al Quran kepada anak-anak di Hote di tengah pandemi Covid-19 sejak 2020. Itu bermula dari keprihatinannya melihat anak-anak di Kepulauan Buru bagian selatan yang mulai malas belajar.
Diajarinya anak-anak itu apa saja yang mereka minati, utamanya belajar mengaji. Dia ingin anak-anak mendapatkan pendidikan agama yang cukup di samping pengetahuan umum. Anak-anak antusias.
Rumahnya menjadi sekolah kedua bagi anak-anak ini. Fitriah, istrinya adalah seorang guru di SMP Satap 02 Waesama, maka bahu membahulah mereka mengajar mereka.
Inisiatif keduanya tak berhenti sampai di situ. Mereka pun membangun mushala dan tempat pengajian. Adapun di rumah tinggalnya, disiapkannya perpustakaan. Perpustakaan dinamai Taman Baca Dunia Akherat, sedang Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dinamainya Al-Alim. Semuanya dibangun mengandalkan tabungan pribadi.
Senin (22/5/2023) malam lalu, suami dari Fitriah ini kembali ke Maluku. Setelah melapor ke Kodam XVI/Pattimura, ia menunggu jadwal KM Tidar menuju Namlea, Kamis (25/5/2023). Pada Jumat (26/5/2023), dia melapor ke Kodim 1506/Namlea. Barulah pada Sabtu (27/5/2023) menuju Hote menumpang bus penumpang. Empat jam perjalanan darat tentu ditempuhnya dengan hati riang.
Hari itu, di Hote, puluhan anak sudah menantinya penuh rindu. Kerinduan mereka terungkapkan lewat tangisan. Serma Riadi memeluk erat anak-anak itu penuh kerinduan. Kerinduan mereka sudah bertambatan. Anak-anak ini pun sudah bertemu kembali dengan ‘Om Tentara' kesayangan mereka. ***